REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan, zionis harus menduduki Gaza dan mengurangi populasinya hingga setengahnya dalam waktu dua tahun.
Menteri yang dikenal ekstremis zionis tersebut berbicara di sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Dewan Yesha, yang mewakili pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat. Smotrich menyampaikan pernyataan-pernyataan lain yang mendorong genosida terhadap rakyat Palestina.
"Ada kemungkinan untuk menciptakan situasi di mana populasi Gaza akan berkurang hingga setengah dari jumlah saat ini dalam waktu dua tahun," kata menteri Israel tersebut.
Pernyataan Smotrich mengacu pada rencana pemberian insentif finansial yang akan mendorong warga Palestina untuk pindah ke tempat lain. Kebijakan semacam itu telah dikritik karena dianggap sebagai bentuk pemindahan paksa dan pembersihan etnis, di mana rezim Israel akan membuat situasi begitu mengerikan bagi warga Palestina sehingga mereka akan dipaksa menerima sejumlah uang sebagai imbalan atas emigrasi.
"Itu tidak akan menghabiskan terlalu banyak uang," kata Smotrich, seraya menambahkan, "bahkan jika itu terjadi, kita tidak perlu takut untuk membayarnya."
Smotrich dan ekstremis lainnya telah menjadi pendukung setia kebijakan tersebut. Mereka telah mendukung pendudukan kembali jalur Gaza. "Kita dapat menduduki Gaza dan mengurangi populasi hingga setengahnya dalam waktu dua tahun," tegasnya.
Ini bukan pertama kalinya Smotrich mengemukakan gagasan tersebut selama perang Israel di Gaza. Akhir tahun lalu, ia menegaskan kembali sifat ekspansionis dan rasis pendudukan Israel. "Yang perlu dilakukan di Jalur Gaza adalah mendorong emigrasi," kata Smotrich kepada Radio Angkatan Darat Israel.
"Jika ada 100.000 atau 200.000 orang Arab di Gaza dan bukan 2 juta orang Arab, seluruh diskusi pada hari berikutnya akan sangat berbeda," imbuhnya, yang menggambarkan sentimen fasisnya terhadap Gaza.
"Sebagian besar masyarakat Israel akan berkata 'Kenapa tidak, ini tempat yang bagus, mari kita buat gurun berkembang, ini tidak merugikan siapa pun'," yang menyoroti persepsi yang dimiliki zionis terhadap warga sipil Palestina, yang sebelumnya digambarkan oleh para pejabat sebagai binatang dan teroris.