REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ustadz Abdul Somad yang biasa disapa UAS mendapat pertanyaan dari jamaah soal bagaimana supaya manusia bisa membedakan musibah, cobaan, bencana dan azab?
UAS menjawab, misalnya ada seseorang demam. Apakah orang itu bisa membedakan demamnya itu sebagai jalan menghapus dosa atau demam karena dilaknat atau demam karena ujian iman.
"Di mana kita bisa tahu (itu ujian atau azab)? Tidak ada yang bisa membedakannya kecuali introspeksi diri," kata UAS, dikutip Republika.co.id dari potongan video yang beredar di media sosial.
UAS menjelaskan, kalau ada orang yang susah hati, gundah gulana, sakit, duri menusuk tapak kaki. Keluar dari rumah lupa pakai sandal, saat melangkah duri menusuk tapak kaki.
Dari kejadian itu, sebenarnya Allah SWT ingin membersihkannya dari dosa-dosa, makanya manusia harus selalu berprasangka baik. UAS mengutip hadits Nabi SAW berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah RA ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, "Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) (HR Bukhari, no 6970 dan Muslim, no 2675)
UAS menegaskan, maka kalau seseorang terkena penyakit, yang pertama harus husnudzon (berprasangka baik) kepada Allah SWT. Bahwa sebenarnya Allah SWT ingin membersihkan orang tersebut dari dosa-dosa.
UAS mengatakan, lantas bagaimana jika ada orang yang merasa tidak berdosa tapi terkena musibah. Orang tersebut merasa dirinya tidak berdosa karena tidak pernah minum miras, tidak menggunakan narkoba, dan tidak pernah berzina.
"Dosa kamu adalah ketika kamu merasa kamu tidak berdosa, itulah dosa. Dosa kamu adalah ketika kamu sehat, tapi tidak kamu pakai untuk mensyukuri nikmat Allah SWT," ujar UAS.
UAS menambahkan, jika manusia merasa tidak pernah khilap berbuat salah atau dosa, manusia itu berdoa. Karena manusia tempatnya khilaf, lupa, dan salah.
Menurut UAS, ketika seseorang sakit, sebenarnya Allah SWT ingin mengangkat derajat orang itu. Karena sebetulnya amal orang itu tidak cukup.
Ketika manusia sudah ditempatkan di surga firdaus, tapi ketika malaikat ditanya, apakah sudah cukup amalnya untuk bisa tinggal di surga firdaus? Malaikat menjawab bahwa amal manusia itu belum cukup. Maka malaikat diperintahkan untuk memberi manusia itu ujian, agar amalnya cukup. Supaya amal manusia itu dicukupkan dengan pahala dari kesabarannya menghadapi musibah.
"Ada amal yang lebih tinggi dari tahajud dan lebih hebat daripada jihad, yaitu amal sabar menerima musibah," ujar UAS.
BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata
UAS mengungkapkan, bisa juga musibah datang dan menjadi laknat dari Allah SWT. Mestinya kalian tolong saudara Muslim yang teraniaya misalnya Muslim di Palestina, tapi kalian malah diam. Ketika musibah datang dikirim Allah SWT, maka yang terkena musibah tidak hanya yang berdosa tapi orang-orang yang baik juga terkena musibah.
"Maka tidak ada cara lain kecuali mohon ampun, minta ampun, tobat nasuha kepada Allah SWT, sebab itu maka yang bisa membedakannya (musibah itu ujian atau azab) hanya Allah, dan kita hanya berperasangka baik kepada Allah SWT," kata UAS.