REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Anis Matta, menyampaikan pidato dalam pertemuan pemimpin negara-negara Arab dan Muslim di Arab Saudi, Senin (11/11/2024).
Pertemuan puncak yang membahas perang di Gaza dan Lebanon. Pertemuan ini dianggap sebagai sebuah kesempatan untuk mengirim pesan kepada Presiden terpilih AS Donald Trump.
Forum tersebut terjadi satu tahun setelah konferensi serupa di Riyadh antara Liga Arab yang berpusat di Kairo dan Organisasi Kerja Sama Islam yang berpusat di Jeddah. Para pemimpin mengecam tindakan pasukan Israel di Gaza sebagai 'biadab'.
Wamenlu Anis menyampaikan pidato menggunakan bahasa Arab fasih di hadapan para pemimpin negara Arab dan Islam. Berikut ini kutipan teks lengkap terjemah bahasa Arab yang diperoleh Republika.co.id:
Yang Terhormat…
Raja Arab Saudi Muhammad Ben Salman Bin Abdul Azis Al Saud. Dan semua para tamu undangan yang mulia.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Atas nama yang mulia Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto dan semua anggota delegasi Indonesia, kami berterima kasih atas undangan kepada kami atas acara yang penting ini, konferensi ini diadakan diwaktu yang tepat, yang menunjukkan kondisi berbahaya dan darurat yang sedang kita hadapi saat ini.
Bagaimana tidak? Semua kita saat ini menyaksikan pembantaian yang keji, pemusnahan yang membelalakkan mata, yang dilakukan Israel terhadap penduduk Gaza dan palestina, terhadap anak anak Palestina, dan kepada wanita wanita Palestina.
Apakah kita akan terus menonton matinya hati nurani kemanusiaan atas mereka yang terbunuh dan terluka disebabkan karena diamnya kita dan kelemahan kita.
Agenda ini diadakan seperti yang kita yakini, sebagai respon kita terhadap masalah ini, untuk mengkonsolidasikan perlawanan kita secara bersama sama, dunia arab dan Islam yang saat ini merepresentasikan tidak kurang dari 2 miliar Muslim, untuk tujuan memerdekakan palestina dengan semua sumber daya yang kita miliki.
Sesungguhnya Israel dibawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu dan koalisi radikal ekstrem kanannya, tidak akan memahami kecuali bahasa kekuatan dan perlawanan yang keras. Kita melihat, semua yang telah diputuskan oleh PBB atau dewan keamanan, atau mahkamah kriminal internasional, semua hanya sebatas ekperimen diatas kertas tanpa dipatuhi oleh Israel.
Maka dari sini kami mengatakan, saatnya kita semua keluar dengan aksi aksi nyata, dengan semangat perlawanan kolektif kita semua untuk menghukum Israel secara bersama sama.
View this post on Instagram
Maka oleh sebab itu, di sini kami menyarankan beberapa saran sebagai berikut:
1. Memperluas upaya politik dan diplomasi untuk mengakhiri perang di Gaza dan Lebanon, dan menyetop semua upaya eskalasi dari semua pihak untuk bertujuan menjadikan perang ini menjadi perang kawasan
BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata
2. Mengajak semua masyarakat Muslim untuk ikut serta dengan semua upaya maksimal berjuang demi kemerdekaan Palestina, dan membuka semua saluran resmi, serta menghilangkan semua penghalang untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina
3. Menyatukan dukungan Internasional untuk kemerdekaan Palestina, dan memperluas koalisi global untuk mendukung Palestina dari berbagai negara juga berbagai kekuatan.
Dan semua bentuk perjuangan rakyat Palestina adalah hak yang melekat pada semua bangsa terjajah dimuka bumi, ini adalah hak yang sesuai dengan hukum, dan bukanlah sikap terorisme.