Jumat 17 Oct 2025 20:39 WIB

Perlunya Sikap Bijak untuk Hadapi Musibah

Musibah dapat mendatangkan pahala bila dihadapi dengan keimanan dan kesabaran.

ILUSTRASI Musibah
Foto: ANTARA FOTO/Henry Purba
ILUSTRASI Musibah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah berasal dari kata musibat dalam bahasa Arab. Ini berakar dari bentuk ashaaba, yushiibu, mushiibatan, yang berarti 'segala yang menimpa pada sesuatu.'

Secara kebahasaan, hal itu dapat berupa kesenangan maupun kesengsaraan. Namun, umumnya dipahami bahwa musibah identik dengan kesusahan. Padahal, nikmat yang dirasakan pada hakikatnya bisa saja menjadi musibah juga.

Baca Juga

Dengan musibah, Allah SWT hendak menguji siapa yang paling baik amalnya. Ini diisyaratkan dalam Alquran.

اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَى الۡاَرۡضِ زِيۡنَةً لَّهَا لِنَبۡلُوَهُمۡ اَ يُّهُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya" (QS al-Kahf: 7).

Ada tiga golongan manusia dalam menghadapi musibah. Pertama, orang yang menganggap bahwa musibah adalah sebagai hukuman dan azab kepadanya. Sehingga, dia selalu merasa sempit dada dan selalu mengeluh.

Kedua, orang yang menilai bahwa musibah adalah sebagai penghapus dosa. Ia tidak pernah menyerahkan apa-apa yang menimpanya kecuali kepada Allah SWT.

Terakhir, orang yang meyakini bahwa musibah adalah ladang peningkatan iman dan takwanya. Golongan yang seperti ini selalu tenang serta percaya bahwa dengan musibah itu Allah SWT menghendaki kebaikan bagi dirinya.

Musibah yang ditimpakan kepada manusia ada dua macam: musibah dunia dan di akhirat. Yang pertama itu dapat berwujud ketakutan, kelaparan, kematian, dan sebagainya. Ini sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam surah al-Baqarah ayat ke-155. Artinya, "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

Adapun musibah akhirat adalah orang yang tidak punya amal saleh dalam hidupnya, sehingga jauh dari pahala. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Orang yang terkena musibah, bukanlah seperti yang kalian ketahui, tetapi orang yang terkena musibah yaitu yang tidak memperoleh kebajikan (pahala) dalam hidupnya."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Hikmah Republika oleh Deni Rahman
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement