Senin 28 Oct 2024 06:30 WIB

Bagaimana Kondisi Fasilitas Nuklir Iran setelah Serangan Israel? Begini Penjelasannya

Nuklir Israel jadi risiko serius bagi perdamaian di Timur Tengah.

Warga Palestina berkumpul di dekat sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 25 Oktober 2024.
Foto: dok Republika
Warga Palestina berkumpul di dekat sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 25 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menulis di jejaring sosial X pada Sabtu dan menyatakan fasilitas nuklir Iran tidak terdampak serangan Israel dan para pengawas dalam keadaan aman serta melanjutkan pekerjaan penting mereka.

“Saya menyerukan kehati-hatian dan menahan diri dari tindakan yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan nuklir serta bahan radioaktif lainnya,” kata kepala IAEA tersebut lebih lanjut.

Baca Juga

Tetapi Grossi enggan mengecam serangan terhadap Iran oleh rezim yang bahkan bukan penanda tangan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) tersebut, inti dari upaya global untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.

Badan-badan internasional, termasuk IAEA, yang dikendalikan oleh Barat yang dipimpin Amerika Serikat, bungkam ketika menyangkut kejahatan dan agresi yang dilakukan oleh rezim Zionis di kawasan Asia Barat dan sekitarnya.

Ironisnya lagi, para pendukung Israel dari Barat gagal menekan rezim Zionis itu untuk menandatangani NPT atau mengizinkan IAEA memeriksa fasilitas nuklir mereka yang diyakini memiliki sekitar 400 hulu ledak nuklir.

Adanya sejumlah pejabat Israel yang menyerukan secara terbuka untuk menyerang warga Palestina di Jalur Gaza dengan nuklir adalah pengingat nyata bahwa rezim Zionis dan instalasi nuklirnya yang tidak dideklarasikan menimbulkan risiko serius bagi perdamaian dan keamanan regional dan global.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement