Kamis 17 Oct 2024 19:53 WIB

Pernah Diminta Galang Dana Pesantren, Fatih Karim Murka ke Sudirman Tersangka Pencabulan

Ustadz Fatih Karim mengungkap hukuman yang layak pelaku sodomi dibakar.

Ustadz Fatih Karim
Foto: Ist
Ustadz Fatih Karim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan Cinta Quran Foundation Ustadz Fatih Karim meluapkan kemarahannya kepada tersangka pelaku pencabulan Sudirman. Lewat media sosial, Ustadz Fatih Karim mengungkapkan, jika Sudirman pernah memohon bantuan penggalangan dana untuk membangun pesantren penghafal Alquran untuk anak yatim. Ustadz Fatih mengungkapkan, permohonan tersebut disampaikan berkali-kali kepadanya.

“Ternyata anda binatang. 32 anak yatim piatu, anak-anak di bawah umur bahkan anak usia 8 tahun engkau sodomi Sudirman bahkan lebih parah lagi satu orang anak ada yang engkau kerjai sampai empat bahkan lima kali,”ujar Ustadz Fatih Karim yang videonya tengah viral di X. 

Baca Juga

Ustadz Fatih Karim mengaku dia sudah ragu dari awal apakah Sudirman manusia atau bukan.  Dia pun meminta agar wakil rakyat yang baru dilantik jika Islam memerintahkan hukuman berat kepada pelaku sodomi. Ustadz Fatih mengutip perkataan Imam Ali bin Abi Thalib soal pelaku sodomi. “Agar kami boleh diperintahkan oleh nabi membakar manusia kami akan membakar kaum sodom,”ujar dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Fatih Karim (@fatihkarim)

Dia menjelaskan, hukuman yang layak bukan pidana 15 tahun atau kebiri. “Andai boleh dibakar dibakar hidup-hidup,”tegas dia.

Ustadz Fatih menegaskan, dampak yang ditimbulkan akibat perbuatan sodomi terhadap korban anak-anak amat luar biasa. Menurut dia, masa depan korban hancur akibat disodomi. “Biadab kau Sudirman,"kata dia.

Lebih lanjut, Ustadz Fatih meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut kasus tersebut dan memberi hukuman seberat-beratnya. “Kepada ayah bunda jaga anak-anak kita. Ini bukti bahwa menjaga anak laki-laki tidak kalah sulit dibandingkan menjaga anak perempuan,”jelas dia.

Peristiwa tersebut pun, ujar Ustadz Fatih Karim, merupakan pekerjaan rumah bagi para ulama agar bisa menjaga pesantren dari perilaku biadab kaum LGBT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement