REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam wajib meyakini bahwa dunia bukanlah satu-satunya alam yang menjadi tempat tinggal bagi manusia. Sebab masih terdapat alam-alam lain yang akan disinggahi pula oleh manusia.
KH Ali Mustafa Yakub dalam buku Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal menjelaskan, terdapat tiga alam yang saling berkaitan dengan posisi manusia dengan ruhnya. Ketiga alam itu adalah alam dunia, alam barzakh, dan alam akhirat. Seperti apakah perbedaan dan keterkaitan antara ketiga dimensi alam tersebut?
Menurut Kiai Ali, ketiga jenis alam ini memiliki aturannya tersendiri yang bahkan berseberangan. Pertama, alam dunia. Alam dunia adalah refleksi dari jasad sedangkan ruh sebagai bagiannya.
Namun sebaliknya, di alam kedua, alam barzakh, adalah refleksi dari ruh sedangkan jasad sebagai bagiannya.
Barzakh secara bahasa berarti pembatas antara dua hal, dan hal ini maksudnya pembatas antara alam dunia dengan alam akhirat. Dengan demikian ketika seseorang meninggal, maka dia tidak akan kembali ke alam dunia.
Dan ketika ruh akan dibangkitkan dari alam barzakh(alam kubur) ke alam akhirat, ruh itu dikembalikan ke jasad yang baru yang diciptakan untuk alam akhirat.
Sedangkan ketiga, alam akhirat atau darul qarar adalah alam setelah kebangkitan manusia dari kuburnya untuk mendapatkan balasan. Di mana jasad dan ruh digabungkan kembali. Di alam inilah keabadian menyertai, yakni surga dan neraka.
Sementara keterkaitan antara ketiga dimensi alam tersebut adalah sebagai alam yang akan disinggahi setiap umat manusia. Baik Muslim atau pun non-Muslim.
Nasihat Rasulullah
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku tidak memiliki kecenderungan (kecintaan) terhadap dunia. Keberadaanku di dunia bagaikan seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkan pohon itu.” (HR Tirmidzi).
Sabda Rasulullah SAW itu menyiratkan, kaum Muslimin semestinya memanfaatkan dunia untuk kepentingan akhirat. Bukan malah sebaliknya, yakni memburu dunia dengan menjual iman dan Islam. Padahal, keduanya adalah bekal terpenting setiap insan di negeri akhirat kelak.
Nabi SAW menyuruh umatnya untuk tidak menunda-nunda amal saleh sepanjang hayat masih dikandung badan. Apalagi, tanda akhir zaman satu per satu tampak. Di antaranya adalah kemunculan penjual agama.
“Bersegeralah kalian melakukan amal shalih sebelum datangnya berbagai fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pada waktu pagi, seorang masih beriman, tetapi di sore hari sudah menjadi kafir; dan pada waktu sore hari seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan sekeping dunia” (HR Muslim).