Kamis 10 Oct 2024 09:41 WIB

Ketika Nabi Menegur Orang yang Terbahak-bahak

Nabi SAW mengingatkan orang yang tertawa terbahak-bahak.

Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW melewati kerumunan orang yang sedang bergurau sambil tertawa terbahak-bahak, lalu Rasulullah mengingatkan mereka: “Mengapa kalian tertawa terbahak-bahak, sedangkan api neraka mengintai di belakang kalian? Demi Allah aku tidak senang melihat kalian tertawa seperti itu."

Dalam hadis lain dikisahkan, Nabi menghampiri sekelompok orang tengah bercanda sambil tertawa terbahak-bahak seraya mengucapkan salam kepada mereka.

Baca Juga

Setelah mereka menjawab salam, Nabi mengingatkan: “Ingatlah, demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian mengetahui sebagaimana apa yang aku ketahui, maka kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.”

Seketika itu mereka diam. Nabi berpamitan meninggalkan mereka, lalu para sahabat itu tenggelam dalam tafakur sambil merenungi teguran Nabi.

Dalam hadis lain Nabi bersabda, “Orang yang tertawa terbahak-bahak akan dicabut berkah dari wajahnya.”

Tertawa itu manusiawi, tetapi Nabi membedakan dua macam tertawa. Ada tertawa dalam arti tersenyum (al-basyasyah) dan tertawa terbahak-bahak (al-dhahhaq). Tertawa pertama dianjurkan, bahkan dinyatakan dalam hadis: Al-Basyasyath sunnah (Tersenyum itu sunat).

Dalam satu riwayat lain dikatakan, "Al-basyasyah shadaqah" (Memberi senyum kepada orang itu sedekah). Karena itu, kita dianjurkan untuk lebih banyak tersenyum sebagai salah satu wujud silaturahim kepada sesama umat manusia, tanpa membedakan jenis kelamin, etnis, dan agama.

Khususnya dalam kehidupan modern, waktu malam hari sering kali masih digunakan orang-orang untuk bersenda gurau. Mereka lebih suka nongkrong sambil mendekatkan diri pada maksiat di tempat-tempat hiburan.

Dalam keheningan malam, ada baiknya perbanyak merenung, bukan tenggelam dalam hiburan yang tak mendidik. Alquran mengimbau kita untuk merenung, kalau perlu disertai air mata, seperti dalam firman-Nya: "Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis." (QS al-Isra [17]: 109). "Mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis." (QS Maryam [19]: 58).

Nabi SAW bersabda, “Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman, ‘Barangsiapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaannya. Dan barangsiapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.’”

sumber : Hikmah Republika oleh Prof Nasaruddin Umar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement