REPUBLIKA.CO.ID, Sarah merupakan salah satu perempuan mulia pendamping seorang pria yang dijuluki bapak para Nabi. Sebagai seorang perempuan, Sarah diuji karena menunggu buah hati hingga berusia 60-70 tahun. Sarah yang sudah sedari awal mendampingi Ibrahim menyaksikan beragam mukjizat yang diturunkan Allah SWT untuk suaminya.
Sinta Yudisia dalam bukunya Sarah Perempuan Penggenggam Cinta menjelaskan, Sarah melihat sendiri bagaimana api takluk ketika Ibrahim dibakar oleh Namrudz.
Sarah pun dibuat heran saat Fir'aun yang amat berkuasa takluk tak berdaya akibat kekhusyukan doanya.
Sarah mengadu kepada Allah SWT. Ia beribadah dan bersujud, kemudian mengadukan kesedihannya. Ia memohon perlindungan kepada Allah SWT. "Ya Allah, jikalah Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, mengetahui bahwa aku menjaga kehormatanku untuk suamiku, maka janganlah kau jadikan raja kafir itu berkuasa atasku," kata Sarah sembari menangis.
Sarah kemudian bertemu dengan Fir'aun. Melihat kecantikannya, timbul nafsu dalam diri Fir'aun. Berkali-kali sang raja ingin menyentuh Sarah, tapi tangannya terasa lumpuh. Fir'aun tak mampu bergerak. Tangannya terpaku di dada. Ia kemudian berkata pada Sarah, "Aku berjanji tak akan mengganggumu. Mohonlah kepada Tuhanmu agar melepaskan ta nganku. Sungguh, aku tidak akan menyakitimu."
Sarah kembali berdoa, "Ya Allah, jika benar yang ia katakan, lepaskanlah tangannya."