Rabu 02 Oct 2024 17:55 WIB

Tanah Menyempit dan Mengimpit Ahli Kubur

Alam kubur menjadi gerbang awal kehidupan akhirat.

ILUSTRASI Kuburan.
Foto: Republika /Aditya Pradana Putra
ILUSTRASI Kuburan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alam kubur atau alam barzakh menjadi gerbang awal kehidupan akhirat. Setiap orang yang telah meninggal menanti untuk dibangkitkan pada hari kiamat. Namun, benarkah ketika jasad telah dimasukan ke dalam kubur, lalu kubur akan menyempit dan mengimpit orang yang telah meninggal itu? Dan, siapa yang akan menerima perlakuan itu?

Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang menyempitnya kubur dan mengimpit orang yang meninggal.

Baca Juga

النسائي عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما عن رسول الله ﷺ قال: هذا الذي تحرك له العرش ، وفتحت له أبواب السماء وشهده سبعون ألفا من الملائكة لقد ضم ضمة ثم فرج عنه . قال أبو عبد الرحمن النسائى: يعني سعد بن معاذ.

Artinya: An Nasa'i meriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda: "Inilah orang yang menggoncangkan Arasy, dan dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan dia disaksikan oleh 70 ribu malaikat, dia dihimpit dengan sekali himpitan kemudian dilepaskan. Abu Abdurrahman An Nasa'i mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Sa'ad bin Mu'adz.

Hadis tersebut mengungkapkan, alam kubur mengalami penyempitan dan mengimpit ahli kubur. Bahkan, sahabat Nabi yakni Sa'ad bin Mu'adz pun merasakan menyempitnya kubur. Namun demikian, impitan kubur yang terjadi pada Sa'ad hanya sekali, lalu kubur itu menjadi lapang.

Lantas, bagaimana dengan nasib umat Islam atau orang-orang beriman, apakah mereka akan mengalami penyempitan kubur? Apa bedanya dengan orang-orang kafir?

Menurut Jalaluddin As Suyuthi dalam Hasyiyah Suyuthi 'ala Sunan An Nasa'i, kubur akan terus mengimpit orang-orang kafir. Bagi orang Muslim, kubur akan mengimpitnya ketika pertama kali jasad itu dimasukan ke dalam kubur. Setelah itu, kuburan orang-orang Mukmin tersebut akan menjadi lapang atau luas.

Abul Qasim As Sa'di mengatakan, "Tidak ada orang yang selamat dari impitan kubur, baik yang saleh maupun yang jelek. Hanya saja, perbedaannya antara seorang Muslim dan kafir, ada. Seorang kafir terus diimpit, sedangkan seorang Mukmin mendapatkan kondisi ini pada pertama turun ke kuburnya, kemudian dikembalikan ke keluasan."

Al-Hafizh adz-Dzahabi mengatakan, impitan kubur pada orang Muslim itu bukanlah azab kubur.

"Impitan ini bukanlah azab kubur sama sekali. Akan tetapi, ini adalah sesuatu yang dirasakan seorang Mukmin seperti rasa sakit yang dirasakannya saat kehilangan anak dan orang yang dicintainya di dunia; seperti rasa sakit dari penyakitnya; rasa sakit keluarnya ruhnya; sakit saat ditanya dan diuji di kuburnya; sakit karena pengaruh tangisan keluarganya saat meratapinya; sakit saat bangkit dari kuburnya; sakit saat di mauqif dan huru-haranya; sakit saat mendatangi neraka, dan semacam itu.

Semua kengerian ini bisa jadi dirasakan seorang hamba, tetapi itu bukanlah azab kubur; bukan pula azab Jahannam sama sekali. Akan tetapi, seorang hamba yang bertakwa, Allah akan mengasihinya pada sebagian hal itu atau seluruhnya. Dan tak ada ketenangan bagi seorang mukmin sampai bertemu Rabbnya."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement