REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Hizbullah Lebanon telah mengkonfirmasi syahidnya Sekretaris Jenderalnya, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara pada Jumat (27/9/2024) malam di markas komando pusat partai di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut.
“Yang Mulia Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, bergabung dengan rekan-rekannya, para syuhada yang hebat dan abadi yang telah memimpin perjuangan selama hampir 30 tahun,” demikian pernyataan Hizbullah, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (28/9/2024).
Pernyataan Hizbullah muncul beberapa jam setelah tentara Israel mengkonfirmasi keberhasilan pembunuhan tersebut dan mengatakan bahwa jet-jet tempurnya menjatuhkan sekitar 85 bom penghancur bunker, yang masing-masing seberat satu ton bahan peledak, untuk membunuh Nasrallah.
Sebelumnya, Tentara pendudukan Israel mengkonfirmasi pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah dalam serangan bom yang menargetkan markas komando pusat partai tersebut di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut, pada Jumat (27/9/2024) malam.
Tentara Israel mengatakan bahwa jet-jet tempurnya menjatuhkan sekitar 85 bom yang dapat menembus lapis baja, masing-masing seberat satu ton bahan peledak, untuk membunuh Nasrallah, dan menambahkan bahwa pasukannya “berfokus untuk menghilangkan ancaman serangan teroris, termasuk peluru kendali yang dapat menyasar titik-titik strategis”.
Juru bicara militer Israel, Avichai Adrai, juga melaporkan di Xbox bahwa tentara Israel juga membunuh komandan Hizbullah di wilayah selatan, Ali Karaki, dan beberapa komandan lainnya dalam serangan yang sama.
“Kami melihat dampak dari operasi kami pekan lalu terhadap apa yang dapat dilakukan Hizbullah dan kami masih harus menempuh jalan panjang dan Hizbullah masih dapat terus menembaki kami,” kata Reuters mengutip juru bicara IDF.
Radio Angkatan Darat Israel juga mengatakan bahwa komandan Hizbullah, Hashem Safieddine, diperkirakan tidak terbunuh dalam serangan tersebut.
Dalam komentar pertamanya mengenai keberhasilan pembunuhan tersebut, Kepala Staf IDF Herzi Halevy mengatakan bahwa “serangan tersebut telah direncanakan sejak lama dan dilakukan pada waktu yang tepat,” seraya menambahkan, “Ini bukanlah hal terakhir yang kami siapkan, pesannya sederhana saja, siapa pun yang mengancam warga Israel, kami akan mengetahui cara untuk menghabisi mereka.”
Pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan bahwa pengumuman Israel tentang penyingkiran Nasrallah adalah “sebuah pencapaian penting bagi keamanan Israel, dan membiarkan musuh-musuh kita tahu bahwa siapa pun yang menyerang kita akan mati”.
Di Teheran, Komite Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran menekankan “perlunya menanggapi dengan tegas dan membuat entitas Zionis menyesali kejahatannya.”
Reuters mengutip sumber-sumber yang mengetahui hal ini mengatakan bahwa “Iran terus melakukan kontak dengan Hizbullah dan sekutu-sekutu regional lainnya untuk menentukan langkah selanjutnya.”
Di Beirut, Kantor Perdana Menteri Lebanon mengatakan bahwa pemerintah akan mengadakan sidang luar biasa malam ini untuk membahas perkembangan terkini.
Sebelumnya, para pejabat Israel mengatakan kepada New York Times bahwa serangan hari Jumat dimaksudkan untuk menghancurkan Hizbullah dengan membunuh para pemimpin utamanya dan, jika berhasil, akan memungkinkan Israel untuk menghindari invasi darat ke negara itu.
Pembunuhan sekretaris jenderal Hizbullah “akan menjadi pukulan yang menentukan bagi organisasi politik dan militer Hizbullah di Lebanon, dan bagi rencana kekerasan lebih lanjut oleh Iran”, kata mereka.
Sementara itu...