REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 2.000 pemukim berkumpul di luar markas besar militer Israel di Jalan Begin, Tel Aviv untuk memprotes pemerintah dan menuntut kesepakatan untuk mengambil tawanan yang ditahan oleh Perlawanan Palestina di Jalur Gaza, sementara Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengadakan rapat umum mingguan satu blok jauhnya.
Di pintu masuk pangkalan militer Israel, Einav Zangauker, ibu dari tawanan Matan Zangauker, menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan sengaja menghalangi negosiasi, dan memperingatkan bahwa dirinya akan menjadi "mimpi terburuknya" jika ia gagal memastikan putranya dipulangkan dengan selamat.
"Saya tahu dari pembicaraan dengan para pejabat dalam negosiasi bahwa Anda tidak berniat untuk kembali Matan, bahwa Anda berbohong kepada saya," katanya. "Bahwa Anda tidak berniat untuk mengakhiri perang dengan imbalan kesepakatan yang komprehensif."
Zangauker menuduh Netanyahu "berencana membawa pulang hanya beberapa orang dan membunuh sisanya dengan tekanan militer."
"Saya tidak mengancam, saya hanya memberi tahu Anda: Anda tidak akan mendapat pengampunan, tidak ada pengampunan," lanjutnya. "Saya, secara pribadi, akan mengejar Anda jika Matan saya pulang dalam kantong mayat. Saya akan menjadi mimpi terburuk Anda."
Ia menambahkan, "[Menteri Kepolisian Itamar] Ben Gvir dan [Menteri Keuangan Bezalel] Smotrich telah menjadikan kalian sampah, tapi saya tahu bagaimana menghadapi sampah seperti kalian."
Tuntutan
Dalam konteks yang sama, ratusan pemukim berkumpul di Lapangan Sandera di tengah tanda-tanda terkini bahwa pemerintah Israel mungkin akan menyelesaikan kesepakatan untuk membebaskan tawanan “kemanusiaan”—terutama orang tua, orang sakit, dan wanita.
Lihat postingan ini di Instagram