Kamis 26 Sep 2024 20:00 WIB

Firman Allah kepada Nabi Uzair tentang Dosa Kecil, Rezeki, Musibah

Nabi Uzair mendakwahkan tauhid kepada masyarakat.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Cendekiawan Islam Indonesia Quraish Shihab.
Foto: Majelis Hukama
Cendekiawan Islam Indonesia Quraish Shihab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama mengatakan bahwa Nabi Uzair adalah seorang nabi yang hidup di tengah Bani Israil dan mengikuti syariat yang dibawa Nabi Musa Alaihissalam. Diriwayatkan suatu ketika di masa lalu, Allah SWT berfirman kepada Nabi Uzair tentang dosa kecil, rezeki dan musibah.

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitab Nashaihul Ibad menyampaikan sebuah riwayat yang menyatakan firman Allah SWT kepada Uzair tentang dosa kecil, rezeki dan musibah.

Baca Juga

Allah SWT berfirman kepada Nabi Uzair Alaihissalam, "Wahai Uzair, jika kamu melakukan dosa kecil, maka kamu jangan melihat kecilnya, tapi lihatlah kepada siapa kamu telah berbuat dosa."

"Jika kamu mendapatkan yang sedikit, maka kamu jangan melihat sedikitnya, tapi lihatlah siapakah yang telah memberikan itu semua kepadamu."

"Jika kamu mendapatkan suatu musibah, maka janganlah kamu mengadukan-Ku kepada makhluk-Ku, sebagaimana Aku tidak mengadukan kepada malaikat-Ku, jika kejelekanmu disampaikan kepada-Ku." (Syekh Nawawi al-Banteni, Nashaihul Ibad)

Seorang Imam Sunni dan ahli hadis di Tanah Suci Makkah, Imam Ibnu Uyainah pernah berkata, "Orang yang mengadukan permasalahannya kepada sesama manusia, tetapi hatinya tetap sabar dan rela terhadap apa yang telah ditentukan Allah baginya, maka ia tidak termasuk orang yang berkeluh kesah."

Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW ketika menjawab pertanyaan malaikat Jibril pada waktu beliau sedang sakit, "Apakah yang kamu rasakan terhadap dirimu?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "Wahai Jibril, saya merasa gelisah dan sedih."

Mengenai siapa Uzair, Ibnu Katsir berpendapat bahwa yang masyhur mengatakan bahwa Uzair adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah kepada Bani Israil. Nabi Uzair hidup pada masa antara Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, juga antara Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, dalam menafsirkan Surat at-Taubah Ayat 30 menjelaskan bahwa Uzair adalah salah seorang ulama Yahudi. Uzair termasuk tawanan yang dibebaskan oleh Kursy Raja Persia dan diperbolehkan kembali ke Yerusalem pada tahun 451 SM. Uzair adalah tokoh agamawan Yahudi yang berhasil menghimpun kembali kitab suci Yahudi setelah sebelumnya lenyap.

Karena kedudukannya itulah sehingga orang-orang Yahudi menamai Uzair sebagai penghormatan dengan sebutan "anak Allah." Kemudian ini berkembang sehingga akhirnya dipercaya oleh sebagian mereka bahwa Uzair sebagai anak Allah dalam pengertian hakiki. Walaupun kepercayaan itu hanya dianut oleh sebagian Yahudi, tetapi karena sebagian yang lain tidak membantah atau meluruskannya, maka mereka semua dianggap menyetujui keyakinan sesat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement