REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah hadis, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seseorang, “Wahai Rasulullah, ada seorang perempuan sering bangun malam (tahajud), siangnya berpuasa, dan gemar bersedekah, tetapi dia suka menyakiti tetangganya. “Rasulullah SAW berkata, “Tidak ada kebaikan baginya dan dia masuk neraka.”
Mereka bertanya lagi, "Wahai Rasulullah SAW, ada lagi perempuan yang melakukan shalat wajib saja dan bersedekah sesuai dengan kemampuannya, tetapi dia tidak suka menyakiti orang lain. Beliau bersabda, “Dia termasuk ahli surga” (HR al-Hakim).
Kemudian, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga, seseorang yang tetangganya tidak tenang karena gangguannya" (HR Imam Muslim). Untuk itu berbuat baiklah kepada tetangga. Utamakan tetangga yang paling terdekat.
Dari Aisyah, "Wahai Rasululah, aku punya dua orang tetangga, kepada siapa aku harus memberi? 'Kepada yang paling dekat pintunya (rumahnya)'" (HR Imam al-Bukhari). Ada beberapa pelajaran dari hadis di atas untuk hidup rukun dengan tetangga agar tercapai kebahagian.
Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari hadis di atas. Pertama, saling tegur sapa. Ketika bertemu tetangga di depan rumah maka usahakan untuk menyapa sehingga selalu terjalin komunikasi yang baik antar tetangga.
Kedua, membangun persepsi yang positif. Ketika melihat tetangga, usahakan memiliki prasangka yang baik. Persepsi yang baik kepada tetangga akan melahirkan perilaku tidak saling mencurigai.
Ketiga, menghindari saling ngomongin. Pada saat bertemu dengan tetangga tidak perlu diwarnai gibah. Apalagi melakukan fitnah atas tetangga. Jadilah yang selalu bersahabat.
Keempat, jangan mudah marah. Setiap tetangga memiliki karakter yang berbeda, sebab berasal dari latar belakang pendidikan dan keluarga serta jenis pekerjaan yang tidak sama. Ketika saling paham akan perbedaan maka suasana lingkungan akan semakin kondusif.
Keempat, jangan mengganggu tetangga. Bentuk gangguan kepada tetangga termasuk ngobrol terlalu kencang, ngobrol sampai larut malam dan terdengar oleh tetangga.
Bahkan perlu menjaga hewan-hewan peliharaan karena hewan peliharaan bisa mengganggu tetangga. Misalkan, kucing yang dilepas sehingga naik dan buang kotoran pada kendaraan tetangga. Bahkan, bulu hewan bisa mengganggu tetangga karena setiap bulu kucing termasuk menimbulkan penyakit.
Siapapun yang punya kucing atau hewan peliharaan harus bertanggung jawab atas hewan peliharaan tersebut. Jika tidak mampu mengurus hewan-hewan, mungkin lebih baik tidak dipelihara.
Terakhir, hendaknya antartetangga saling mengingatkan dan saling memberi nasihat. "Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran" (QS al-Asr).