Senin 16 Sep 2024 14:16 WIB
Maulid Nabi Muhammad

Sejarah Penulisan Hadits: Pernah Dilarang Hingga Dibolehkan Rasulullah

Hadis adalah sumber primer kedua dalam ajaran Islam.

Ilustrasi Hadis
Foto:

Barulah beberapa waktu kemudian, Nabi SAW membolehkan penulisan hadis meskipun secara terbatas. Beberapa sahabat yang mendapatkan kebolehan itu ialah, antara lain, Abdullah bin Amr bin Ash.

Putra Amr bin Ash itu menuturkan, “Aku telah mencatat segala yang kudengar dari Rasulullah SAW karena hendak menghafalnya. Mengetahui itu, kaum Quraisy melarangku seraya berkata, ‘Apakah kamu menulis segala sesuatu dari Rasulullah, sementara Rasulullah sendiri adalah manusia biasa yang bertutur baik saat marah dan ridha?’ Maka aku pun menghentikan aktivitas penulisan itu.

Namun, hal itu kemudian sampai kepada Rasulullah SAW. Aku melihat beliau mengangguk dan mengarahkan jarinya pada mulutnya seraya bersabda, ‘Tulislah. Demi Zat yang jiwaku dalam kekuasaan-Nya, tidak ada sesuatu yang keluar dari sini (mulut Nabi SAW) kecuali kebenaran.’”

Transisi dari adanya pelarangan kepada pembolehan menulis hadis-hadis dapat dipahami dengan konsep nasakh-mansukh. Maksudnya, instruksi Nabi SAW yang melarang penulisan hadis-hadis dihapus (mengalami nasakh) oleh beliau sendiri.

Kalau menilik pada sejarah, pelarangan menulis hadis itu berlangsung pada masa awal syiar Islam. Ketika Muslimin sudah mengingat dengan kuat Alquran, maka hilanglah kekhawatiran bahwa teks Kitabullah akan tercampur-baur dengan teks hadis. Jadi, penulisan hadis pun dibolehkan oleh Rasulullah SAW meskipun secara terbatas pada beberapa sahabat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement