Senin 30 Dec 2024 20:25 WIB

Menjadi Keturunan Rasulullah, Otomatis Selamat di Akhirat?

Inilah kisah Syekh Zainul Abidin, seorang ulama keturunan Nabi Muhammad SAW.

ILUSTRASI Rasulullah SAW
Foto: Republika.co.id
ILUSTRASI Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu malam, Thawus bin Kisan melihat Ali bin Husain--sosok yang lebih dikenal sebagai Zainul Abidin--di pelataran Ka’bah. Setelah didekati, terdengar bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Fathimah az-Zahra binti Rasulullah SAW dan Ali bin Abi Thalib itu sedang berdoa.

Dengan penuh pengharapan (tadharru’), Zainul Abidin tampak sedang merendahkan dan menghinakan dirinya sendiri. Ia pun terdengar menangis. Air mata berderai di pipinya.

Baca Juga

Dalam doanya, Zainul Abidin bermohon kepada Allah SWT. Harapannya, Rabb semesta alam berkenan memberikan ampunan kepadanya.

Setelah Zanul Abidin alias Ali bin Husain menyelesaikan munajatnya, Thawus pun menghampiri. Ia berkata, "Wahai cicit Rasulullah SAW, mengapa engkau menangis seperti ini, sementara engkau memiliki tiga keistimewaan yang tak dipunyai orang lain?"

Adapun kekhususan-kekhususan yang dimaksud ialah sebagai berikut. Pertama, Zainul Abidin adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. Kedua, dirinya akan mendapat syafaat dari Rasulullah SAW. Terakhir, demikian menurut Thawus dan alim sezamannya, keluasan rahmat Allah untuk Ahlul Bait, termasuk Ali bin Husain.

Mendengar pernyataan Thawus itu, Zainul Abidin terdiam. Ia lalu menjelaskan bahwa semua hal tersebut bukan jaminan bahwa dirinya akan mudah mendapatkan maghfirah Allah Ta'ala.

photo
Penjelasan tentang cobaan yang dialami Nabi Muhammad yang sangat berat - (Republika)

Zainul Abidin berkata, "Ketahuilah, hubungan nasabku dengan Rasulullah SAW bukan jaminan keselamatanku di akhirat sana. Ingatlah firman Allah SWT (yang artinya), ‘Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya'" (QS al- Mu`minun: 101).

Adapun mengenai syafaat Rasulullah, ingatlah bahwa Allah berfirman (yang artinya), "... Dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai (Allah), dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya" (QS al-Anbiya`: 28).

Terkait rahmat-Nya, ingatlah bahwa Allah berfirman (yang artinya) "Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan" (QS al-A’raf [7]: 56)."

***

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement