REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Tentara Penjajah Israel (IDF) menyita sebuah truk konvoi PBB setelah menghentikannya di bawah todongan senjata selama lebih dari delapan jam, menurut Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini.
Pada Senin, konvoi PBB yang mengangkut staf nasional dan internasional untuk mendistribusikan vaksin polio bagi anak-anak di Gaza utara dihentikan di bawah todongan senjata meskipun telah berkoordinasi dengan IDF. “Konvoi dihentikan di bawah todongan senjata tepat setelah pos pemeriksaan Wadi Gaza dengan ancaman untuk menahan staf PBB. Kerusakan berat disebabkan oleh buldoser terhadap kendaraan lapis baja PBB,” kata Lazzarini dalam sebuah posting di X.
Dia menambahkan, semua staf PBB dibebaskan dari tahanan Israel dan kembali ke markas mereka. Namun, kampanye polio yang dijadwalkan pada Selasa, kini masih menunggu konfirmasi.
The Israeli Army stopped a UN convoy on its way to northern #Gaza for more than eight hours today (Monday) despite prior detailed coordination.
The convoy had both national & international staff traveling to roll out the #polio vaccination campaign for children in Gaza city and…
— Philippe Lazzarini (@UNLazzarini) September 9, 2024
Lazzarini menyoroti bahwa penahanan konvoi PBB bukanlah insiden yang berdiri sendiri. Penahanan tersebut merupakan bagian dari serangkaian pelanggaran terhadap staf PBB. Termasuk, ujar dia, penembakan terhadap konvoi dan penangkapan oleh Angkatan Bersenjata Israel di pos-pos pemeriksaan meskipun sudah ada pemberitahuan sebelumnya.”
Dia menegaskan, organisasi tersebut harus diizinkan untuk melaksanakan tugasnya di jalur Gaza. Lazzarini juga menyerukan perlindungan bagi para anggotanya di bawah hukum kemanusiaan internasional.
Bukan yang pertama
Pekan lalu, IDF mengebom sebuah konvoi bantuan dari sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba Amerika Serikat di jalur Gaza, yang mengakibatkan tewasnya lima orang. Lebih buruk lagi, konvoi tersebut menjadi sasaran meskipun sebelumnya telah berkoordinasi dengan pasukan penjajahan.
Konvoi dari organisasi nirlaba Anera yang berbasis di Washington, DC, dihantam oleh rudal Israel yang secara khusus menargetkan kendaraan utama. Anera menggambarkan insiden tersebut sebagai “hal yang mengerikan” dalam sebuah pernyataan kepada The Washington Post dan mengkonfirmasi bahwa para korban adalah karyawan perusahaan transportasi lokal.
Konvoi tersebut sedang mengantarkan pasokan medis dan bahan bakar ke rumah sakit di Rafah, Gaza selatan, yang dioperasikan oleh Uni Emirat Arab. Rute tersebut telah diatur sebelumnya dan dikoordinasikan dengan pasukan pendudukan Israel untuk memastikan perjalanan yang aman.
Serangan ini menyusul insiden lain baru-baru ini di mana sebuah unit militer Israel menembakkan peluru tajam ke sebuah kendaraan yang jelas-jelas ditandai dengan logo Program Pangan Dunia (WFP) di Gaza. Kendaraan ini juga merupakan bagian dari konvoi yang telah dikoordinasikan sepenuhnya dengan militer Israel.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB menyatakan bahwa pihak pendudukan Israel menginformasikan kepada AS bahwa tinjauan awal menyimpulkan bahwa penembakan terhadap kendaraan bertanda WFP tersebut diakibatkan oleh “kesalahan komunikasi” antara unit militer Israel