Senin 09 Sep 2024 14:52 WIB

Guru Gembul Kritik Habib Rizieq dan Habib Bahar di Debat Nasab Baalawi

Guru Gembul menghadiri undangan diskusi nasab Baalawi di Rabithah Alawiyah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Guru Gembul (kiri) menghadiri diskusi yang diadakan Rabithah Alawiyah.
Foto:

Menanggapi Guru Gembul, Fikri Shahab mengatakan, Rabithah Alawiyah menganggap pernyataan Guru Gembul tidak salah. Karena sebelum ada isu ini, yang mengkoreksi kalangan habib, meluruskan, memberikan nasihat, memang paling banyak dari Rabithah Alawiyah sendiri.

"Ada (habib) yang mengindahkan (nasihat dari Rabithah Alawiyah), ada yang tidak, ada yang menerima, memperbaiki diri, ada yang tidak," ujar Fikri Shahab.

Fikri Shahab mengatakan, jumlah Alawiyyin dulu dengan sekarang jauh berbeda. Dulu Alawiyyin jumlahnya sedikit, pendidikannya terbatas, terkontrol, sirkuitnya tidak terlalu luas, (23:55) turunannya bisa diukur dari bagaimana ayah dan ibunya.

"Kita sekarang hidup di generasi di mana jumlah Alawiyyin begitu banyak, pendidikannya beragam, tinggalnya juga beragam, di berbagai negara, menerima informasi yang beragam dan permasalahan mereka sama dengan permasalahan di masyarakat," ujar Fikri Shahab.

Fikri Shahab mengungkapkan, misalnya ada pengguna narkoba dari kalangan non Alawiyyin dan dari kalangan Alawiyyin. Masalahnya sama dengan masyarakat, tapi nasabnya menjadi penting. 

"Karena nasab ini, orang akan mengukur engkau sebagai keturunan Rasulullah, kok begini perilakunya? Itu yang menjadi keresahan dari Guru Gembu, keresahan itu sangat bisa kita pahami," kata Fikri Shahab.

Di tempat yang sama, Gus Wafi mengatakan, orang yang berbuat baik sepuluh kali dan berbuat jahat satu kali. Biasanya cenderung kesalahan yang satu kali itu yang akan terus dibahas. Ketika pembahasan itu sudah ada di media sosial dan berkali-kali, akan ada statement itu sebuah kebenaran.

"Kenapa kok tidak pernah ditampilkan Habib Rizieq yang menginap empat bulan di tenda saat Tsunami di Aceh, coba tanyakan ke orang Aceh, kenapa itu tidak pernah ditampilkan," ujar Gus Wafi.

Gus Wafi mengatakan, ketika bencana di Gunung Semeru, FPI banyak menyumbangkan bantuan di berbagai lokasi bencana. Mereka ada di lokasi bencana tapi kenapa itu tidak pernah ditampilkan. Seolah-olah yang jeleknya saja yang dibahas.

"Yang saya tahu, beliau (Habib Rizieq) mengkritik tempat remang-remang, kezaliman, korupsi, sama beberapa tema dengan Pak Guru (Gembul) tapi karena beliau habib dan banyak media yang kontra sehingga yang ditampilkan yang jelek terus dan itu menjadi sebuah kebenaran bagi sebagian orang," jelas Gus Wafi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement