REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) menginisiasi Silaturahmi Nasional dan Pelatihan Transformasi Kemasjidan melalui dakwah yang moderat di Indonesia. Kegiatan ini dalam rangka pemberdayaan masjid.
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar menyampaikan orang-orang yang mengurus masjid adalah orang-orang yang dicintai Allah SWT. Pasalnya, peran masjid sangat vital sebagai pembuktian Muslim yang taat.
Kiai Miftah menegaskan sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid turut berperan dalam proses hijrah dan membangun peradaban Islam. Selain itu, masjid di era Rasulullah turut melahirkan para sahabat yang kemudian terlibat menjadi pejuang Islam bersama Rasulullah.
“Masjid bukan cuma tempat shalat, tapi juga madrasah disitu, jamiah, menerima delegasi di masjid, bahkan tempat para pahlawan semua ditampung di masjid,” kata Miftah dalam sambutannya dikutip pada Senin (2/8/2024).
Kiai Miftah mengapresiasi penyelenggaraan pelatihan yang diselenggarakan LTM PBNU.
"Siapa lagi yang memakmurkan masjid kalau bukan para pengurus dan takmir masjid. Pelatihan manajemen masjid dengan tema ‘Merawat Masjid Membangun Peradaban’ ini sebuah niat yang baik. Mulai saat ini kita hijrah untuk memperbaiki manajemen yang sudah diajarkan Rasulullah SAW," ujar Miftah.
Ketua LTM PBNU, Mokhamad Mahdum menyampaikan setelah pelatihan para peserta diharapkan betul-betul menjadi penggerak masjid-masjid NU. Sehingga masjid menjadi ramai dengan jamaah, masjid menjadi tempat yang dirindukan karena masjid NU update teknologi kekinian, peduli ummat dan solutif persoalan masyarakat.
LTM PBNU hadir untuk merawat dan memakmurkan masjid sebagai langkah menjaga peradaban. "Total kami menargetkan 1.000 takmir pada periode pertama," ujar Mahdum.
Diretur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kementerian Agama (Kemenag), Adib menambahkan pelatihan ini menjadi sarana untuk berdakwah yang moderat. Pelatihan yang diadakan LTM PBNU ini didukung oleh Kemenag guna meningkatkan standar pengelolaan masjid.
"Kita ingin meneguhkan kembali dakwah masjid yang benar benar Rahmatan lil alamin, dakwah yang benar benar professional, moderat dan berdaya. Karena dakwah semacam ini jati diri masjid NU itu akan semakin keliatan," ujar Adib.
Diketahui, pemateri pada pelatihan tersebut adalah sejumlah ahli yang memiliki pengalaman dalam mentransformasi organisasi dari internal PBNU, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Pelatihan ini diadakan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 31 Agustus hingga 2 September 2024. Pesertanya berasal dari perwakilan seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur guna meningkatkan kompetensi para takmir dengan fokus utama pada digitalisasi dan optimalisasi pengelolaan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) masjid.
Pembukaan pelatihan dihadiri pula oleh Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Jatim Kemenkeu, perwakilan DJBC Jatim 1 Kemenkeu, Pimpinan BWI Provinsi Jatim, Pimpinan Baznas Prov Jatim, dan Pimpinan PWNU Jawa Timur.