Kamis 15 Aug 2024 15:19 WIB

Manuskrip Keagamaan Kemenag akan Terhubung dengan Lembaga Naskah Kuno Dunia

Kemenag tengah melakukan pengalihwahanaan (digitalisasi) manuskrip kuno.

Petugas memperlihatkan kitab yang rusak dan yang masih utuh saat proses digitalisasi manuskrip di Padang, Sumatera Barat, Rabu (12/7/2023). Digitalisasi manuskirp yang dilakukan Lembaga Surau Intellectual for Conservation (SURI) tersebut sebagai upaya penyelamatan khazanah budaya dan pelestarian warisan leluhur yang berisikan kearifan lokal dengan tujuan merawat fisiknya serta perlindungan terhadap informasi yang terkandung di dalam naskah kuno itu.
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Petugas memperlihatkan kitab yang rusak dan yang masih utuh saat proses digitalisasi manuskrip di Padang, Sumatera Barat, Rabu (12/7/2023). Digitalisasi manuskirp yang dilakukan Lembaga Surau Intellectual for Conservation (SURI) tersebut sebagai upaya penyelamatan khazanah budaya dan pelestarian warisan leluhur yang berisikan kearifan lokal dengan tujuan merawat fisiknya serta perlindungan terhadap informasi yang terkandung di dalam naskah kuno itu.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puslitbang Lektur, Khazanah, Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama menyatakan manuskrip keagamaan nusantara yang ada di Kemenag akan terhubung dengan berbagai lembaga naskah kuno dunia agar bisa diakses secara global.    

"Kita memiliki program pengarusutamaan manuskrip nasional dan global. Kenapa global? Karena kita kan sudah nge-link ke Purpusnas, ke BRIN, ke Kemendikbud, dan ke ANRI. Nanti nge-link juga dengan global," ujar Kepala LKKMO Moh. Isom di Surabaya, Kamis (15/8/2024).    

Baca Juga

Isom mengatakan Kemenag tengah melakukan pengalihwahanaan (digitalisasi) manuskrip kuno. Saat ini sudah ada sekitar 3.000-an manuskrip kuno keagamaan yang ada di Kemenag.   

Seluruh manuskrip yang telah dialihwahanaan ini terhubung dengan manuskrip yang ada di Perpusnas, BRIN, Kemendikbud, maupun ANRI. Sehingga bisa saling akses satu sama lain dalam satu wadah yang sama.  

Ke depan, manuskrip keagamaan kuno ini juga akan terhubung dengan berbagai lembaga yang mengurus naskah kuno seperti DreamSea dari British Library, KITLV Leiden University, University of Hamburg Berlin, serta Arcadia Foundation.

"Nanti akan kita nge-link. Prinsipnya kita itu bekerja sama, kolaboratif. Yang namanya ilmu itu punya semua. Ilmu itu untuk kemanusiaan dan ilmu itu untuk manusia. Jadi kita bisa saling berbagi. Jadi ini demi membangkitkan kembali keilmuan," katanya.

"Manuskripnya macam-macam ada tafsir, Alquran, fikih, tasawuf, itu semua di Kementerian Agama," kata Isom.

Ia menyoroti pentingnya menjaga warisan budaya berupa manuskrip agar tidak hilang, rusak, dan tercecer begitu saja. Selain itu, ini sebagai upaya konkret untuk menjaga keberlanjutan dan keaslian warisan budaya bangsa.

Isom menyebut perlunya penanganan khusus terhadap manuskrip asli yang rentan terhadap kerusakan akibat beberapa faktor seperti tinta yang luntur, rusaknya bahan media yang digunakan, bencana alam, dan sebagainya. Masalah lain, lanjut Isom, adalah penyebaran manuskrip yang tidak terpusat. Banyak manuskrip yang masih dimiliki oleh perorangan atau individu yang tidak dijaga secara profesional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement