REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo Muhammad Syafi'i menegaskan bahwa penguasaan teknologi merupakan bagian penting dari tradisi keilmuan Islam. Hal ini ia sampaikan dalam acara Welcoming Diner dalam rangka Grand Final Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) dan Expo Madrasah tahun 2025 di Kantor Wali Kota Tangerang, Selasa (10/11/2025) malam.
Acara yang mengangkat tema "Islam dan Teknologi Digital: Inovasi Sains untuk Generasi Indonesia Maju yang Berdaya Saing Global" ini merupakan ajang kompetisi sains dan riset bagi siswa madrasah di seluruh Indonesia.
Menurut Romo Syafi'i, OMI menjadi bukti bahwa madrasah tidak hanya fokus pada pembelajaran fikih, tauhid, atau ilmu-ilmu keagamaan lainnya, tetapi juga aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Yang ingin saya sampaikan bahwa madrasah hari ini tidak melulu hanya mempelajari pelajaran fikih, tarikh, tauhid, adab dan seterusnya. Tapi juga sudah mempelajari teknologi,” ujar Romo Syafi'i.
Ia menegaskan, teknologi memiliki akar kuat dalam sejarah intelektual Islam. Sama halnya dengan ilmu kedokteran, pertanian, kelautan, hingga astronomi yang sejak berabad-abad dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim.
“Teknologi itu juga bagian dari ajaran Islam. Kita ingin meredefinisi kembali bahwa pengajaran Islam tidak sebatas pengetahuan ibadah mahdhah, tetapi juga mencakup semua lini kehidupan termasuk bidang teknologi,” ucapnya.
Romo Syafi'i menjelaskan, perkembangan kemampuan siswa madrasah dalam bidang sains dan teknologi semakin terlihat. Pekan lalu, Kementerian Agama juga menggelar Madrasah Robotic Competition yang menampilkan inovasi-inovasi karya siswa dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah hingga Aliyah. Banyak karya yang dinilai punya manfaat langsung bagi kebutuhan masyarakat.
OMI 2025 merupakan ajang bergengsi bagi peserta didik madrasah untuk menunjukkan kemampuan akademik, sains, dan inovasi di era digital, sekaligus memperkuat integrasi antara dunia pendidikan Islam dan kemajuan teknologi modern.
Ajang kompetisi ini akan dibagi dalam dua kategori utama, yaitu Sains dan Riset. Peserta dari berbagai daerah akan mempresentasikan proyek dan penemuan mereka selama empat hari pelaksanaan kegiatan pada 10-14 November 2025.
Dalam kesempatan ini, Romo Syafi'i juga mengungkapkan bahwa prestasi madrasah dalam dunia pendidikan nasional saat ini sangat membanggakan. Berdasarkan capaian akademik, MAN Insan Cendekia (IC) Serpong di Banten berhasil menduduki peringkat tertinggi sekolah tingkat menengah atas di Indonesia.
“Sekolah lanjutan atas terbaik di Republik ini yang tertinggi itu adalah madrasah, dan kebetulan madrasahnya ada di Banten, yaitu MAN IC Serpong,” katanya.
Melalui pelaksanaan OMI, Kementerian Agama berharap madrasah terus tampil sebagai pusat pengembangan keilmuan yang berkarakter, berwawasan keislaman, dan berorientasi masa depan.
“Sekali lagi, kita ingin membuktikan bahwa cerita agama itu juga cerita tentang teknologi,” jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Prof Suyitno menjelaskan, OMI 2025 digelar untuk mendukung program Assa Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya Asta Cita keempat, yakni SDM unggul yang terintegrasi.
Menurutnya, ada 204.203 anak madrasah yang diseleksi dalam olimpiade ini. Sekarang tinggal 484 peserta dari seluruh provinsi Indonesia yang bisa mencapai tahap Grand Final.
"Ini menandakan bahwa Acara OMI ini betul-betul sangat selektif. Mereka adalah para juara tangguh karena dibina oleh guru-gurunya, oleh kepala madrasahnya," kata Suyitno.




