Kamis 15 Aug 2024 06:36 WIB

Rekam Jejak Kepala BPIP: Sweeping Cadar Hingga Sebut 'Agama Musuh Pancasila'

Saat menjabat rektor pun, Kepala BPIP Yudian Wahyudi pernah menghebohkan publik.

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi (tengah) menyampaikan keterangan saat konferensi pers.
Foto:

Semasa menjadi rektor, Yudian Wahyudi pernah membuat heboh. Sebab, UIN Sunan Kalijaga dikabarkan memaksa 41 mahasiswinya yang bercadar untuk pindah kampus bila enggan melepas cadar saat proses belajar-mengajar di kelas. Ini berdasar pada Surat Rektor No B-1301/Un02/R/AK.00.3/02/2018.

Yudian saat itu menegaskan, pihak kampus UIN Sunan Kalijaga menelusuri latar belakang keluarga mahasiswi bercadar serta motivasi mereka memakai kain itu. Menurut dia, keputusan bercadar dikhawatirkan tanpa sepengetahuan orang tua, melainkan lantaran terpengaruh ideologi atau aliran tertentu.

"Perempuan dengan kebiasaan memakai cadar itu seringkali hanya bergaul di komunitas mereka dan cenderung eksklusif. Dalam proses konseling itu akan kami lihat, dia mau kumpul dengan mahasiswa lain di luar komunitasnya atau tidak," kata Yudian, dilansir Republika pada 5 Maret 2018.

Ia menekankan, kebijakan melakukan pembinaan terhadap mahasiswi bercadar disebabkan UIN Sunan Kalijaga adalah kampus negeri yang berasaskan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Namun, pada akhirnya Surat Rektor No B-1301/Un02/R/AK.00.3/02/2018 dicabut. Ini setelah langkah Yudian Wahyudi dikritik pelbagai kalangan, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

'Agama musuh terbesar Pancasila'

Dalam sebuah wawancara di sebuah media nasional saat baru menjabat sebagai kepala BPIP, Yudian Wahyudi mengatakan, ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Mereka antara lain membuat Ijtima Ulama untuk menentukan calon wakil presiden. Ketika manuvernya kemudian tak seperti yang diharapkan, bahkan cenderung dinafikan oleh politisi yang disokongnya mereka pun kecewa.

"Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," papar Yudian yang masih merangkap sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Meski demikian, Yudian kemudian mengklarifikasi soal pernyataannya tersebut. Menurut Yudian penjelasannya yang dimaksud adalah bukan agama secara keseluruhan, tapi mereka yang mempertentangkan agama dengan Pancasila. Karena, menurutnya dari segi sumber dan tujuannya Pancasila itu religius atau agamis.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement