Selasa 13 Aug 2024 11:24 WIB

Netizen Malaysia Sindir Perolehan Medali Indonesia, Ketahui Adab Mengkritik dalam Islam

Ulama terdahulu telah memberi nasihat tentang rambu-rambu dalam menyampaikan kritik.

Ilustrasi. Netizen Malaysia Sindir Perolehan Medali Indonesia, Ketahui Adab Mengkritik dalam Islam
Foto:

3. Sadari Ketidaktahuan Diri

Perlu ada kesadaran bahwa tidak semua orang memenuhi syarat untuk melakukan dialog yang sehat dan tepat, yang menghasilkan sesuatu yang baik dan matang. Orang yang tidak tahu itu tidak sama dengan orang yang mengetahuinya. Maka, orang yang tidak tahu sebaiknya tidak mengkritik orang yang tahu.

Kisah Nabi Ibrahim dan ayahnya dapat menjadi contoh, yang diabadikan dalam Surat Maryam ayat 43:

يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ قَدْ جَاۤءَنِيْ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِيْٓ اَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا

"Wahai ayahku! Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus."

4. Tidak Mencela

Seseorang yang tidak tahu apa-apa atau tidak mengerti, sejatinya tidak boleh mencela orang yang tahu. Orang yang tidak tahu justru wajib bertanya dan memahami suatu perkara terlebih dulu. Bukan malah menolak dan mengkritik.

Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir bisa menjadi contoh untuk selalu belajar jika tidak tahu. Nabi Musa menyampaikan keinginannya untuk belajar kepada Nabi Khidir tentang hal yang tidak diketahuinya. Ini diabadikan dalam Alquran surat Al Kahfi ayat 66.

قَالَ لَهٗ مُوْسٰى هَلْ اَتَّبِعُكَ عَلٰٓى اَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

"Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement