Senin 12 Aug 2024 17:02 WIB

Seruan Tiga Negara Maju di Eropa untuk Gencatan Senjata di Gaza

Militer Israel memerintahkan lebih banyak evakuasi di Gaza.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Gaza
Foto: Dok Republika
Gaza

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris mendukung seruan untuk gencatan senjata di Gaza, pengembalian sejumlah sandera yang ditawan Hamas, dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa batas dalam pernyataan bersama yang dirilis Senin (12/8/2024). 

Sebelumnya, Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan pihaknya meluncurkan salvo roket ke Israel utara semalam, sebagai tanggapan atas serangan Israel yang menewaskan dua pejuangnya di Lebanon selatan. 

Baca Juga

Dikutip dari laman France24, Senin (12/8/2024), para pemimpin Prancis, Jerman dan Inggris mengatakan pada Senin bahwa tidak boleh ada penundaan lebih lanjut dalam merundingkan gencatan senjata di Gaza, memperingatkan Iran dan sekutunya terhadap eskalasi lebih lanjut atau konflik.

Gerakan Hizbullah Lebanon mengatakan serangan udara Israel pada Ahad lalu membunuh dua pejuang dari kelompok yang didukung Iran. Sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kematian lain akibat serangan beberapa hari lalu. Hizbullah mengatakan pihaknya meluncurkan salvo roket sebagai respons terhadap tembakan Israel.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin memerintahkan satu kelompok kapal induk untuk mempercepat kedatangannya di Timur Tengah, Pentagon mengatakan pada Ahad kemarin malam, karena meningkatnya ketegangan menimbulkan kekhawatiran akan perang di seluruh wilayah.

Setidaknya 39.790 warga Palestina telah wafat dan 92.002 terluka dalam perang Israel di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas tersebut. Serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober mengakibatkan kematian lebih dari 1.190 orang Israel, sebagian besar warga sipil, menurut angka resmi Israel. Sekitar 250 orang disandera, dengan sekitar 120 orang masih berada di Gaza. Banyak yang telah dinyatakan tewas oleh otoritas Israel.

Hamas pada hari Ahad kemarin mendesak mediator Gaza untuk melaksanakan rencana gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden alih-alih mengadakan lebih banyak perundingan, karena warga Palestina melarikan diri dari operasi militer Israel yang baru.

Militer Israel memerintahkan lebih banyak evakuasi di Gaza selatan pada Ahad dini hari setelah serangan udara mematikan di sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di utara pada hari Sabtu, mewafatkan sedikitnya 90 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat.

Militer Israel membela serangan itu dalam sebuah pernyataan, dengan mengatakan sedikitnya 19 Hamas dan Jihad Islam wafat dan amunisi yang digunakan tidak dapat menyebabkan jumlah kerusakan yang dilaporkan di Gaza.

Kecaman internasional menyusul serangan mematikan Israel di kompleks sekolah Tabeen. Turki menyebutnya sebagai "kejahatan baru terhadap kemanusiaan", Prancis "mengutuk keras" serangan itu, Inggris mengatakan "terkejut" oleh serangan itu dan AS menyatakan "keprihatinan yang mendalam" dan menggarisbawahi "urgensi gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan."

Sumber:

https://www.france24.com/en/middle-east/20240812--live-hezbollah-fires-rockets-into-israel-says-two-fighters-killed-in-israeli-strike

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement