REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepala biro politik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh menyerukan agar 3 Agustus ditetapkan sebagai hari dukungan internasional untuk tahanan Palestina dan Gaza.
Menurut laporan IRNA yang mengutip media Palestina, Senin pagi (29/7/2024), Haniyeh melalui pernyataan menyerukan partisipasi aktif dan luas dari masyarakat dalam membela para tahanan dan rakyat di Jalur Gaza.
Dia juga menyerukan masyarakat untuk mempermalukan kejahatan barbar penjajah terhadap rakyat Gaza serta membela hak-hak beserta isu mereka.
Haniyeh menjelaskan penetapan 3 Agustus sebagai hari solidaritas dengan Gaza dan para tahanan merupakan respons terhadap genosida yang dilakukan pendudukan Nazi-Zionis terhadap rakyat Gaza yang hingga kini masih terjadi dan memasuki bulan ke-10.
Penetapan tersebut sekaligus merespons tingginya jumlah tahanan yang tewas di penjara dan pusat penahanan Israel, yang belum pernah terjadi sebelumnya
"Seruan ini muncul karena dunia bungkam dan tidak mampu menghentikan perang yang agresif terhadap rakyat dan tahanan kami ini serta bias, dukungan dan kemitraan penuh dari pemerintah AS dalam agresi ini dan kegagalan lembaga HAM dan kemanusiaan untuk bertanggung jawab dalam memberikan dukungan dan pertolongan kepada rakyat kami di Gaza dan tahanan kami di penjara musuh Zionis," ucap Haniyeh.
Dia berharap agar 3 Agustus menjadi hari yang berpengaruh dan penting di seluruh Palestina dan dunia Arab. Haniyeh juga menekankan pentingnya dan perlunya partisipasi aktif warga Palestina, dunia Arab, kaum Muslim dan seluruh dunia untuk memaksa rezim pendudukan menghentikan genosida.
Sebelumnya, surat kabar berbahasa Ibrani menerbitkan sebuah dokumen yang dikirim oleh badan intelijen Israel yang menyebutkan jumlah tahanan Palestina mencapai 21.000 orang.