Oleh : Ustadz Dr Yendri Junaidi Lc MA, Ketua MUI Tanah Datar
Lalu mengapa ada orang yang berbahagia dengan kematian orang-orang yang mereka sebut sebagai ahli bidah? Apakah ahli bidah bagi mereka lebih berbahaya daripada munafik, kafir, dan Yahudi?
Bukankah tiga riwayat diatas semestinya cukup menjadi pedoman bagi umat Rasulullah Saw bagaimana seharusnya bersikap ketika seseorang -siapapun itu- meninggal dunia?
Mungkin ada yang berkata, “Bukankah memang ada pendapat para ulama tentang dibolehkan atau bahkan dianjurkannya bergembira ketika mendengar kematian ahli bidah?
Bukankah mereka ulama salaf yang wajib kita ikuti?” Jawabannya, “Mau ikut ulama atau ikut Nabi?”
والله تعالى أعلم وأحكم