REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Abu Bakar Ash-Shiddiq RA adalah sahabat paling dekat Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar diangat menjadi khalifah, pemimpin umat Islam setelah kepergian Nabi Muhammad SAW.
Selama menjadi khalifah, ucapan, sikap dan perbuatan Abu Bakar sangat baik dan zuhud. Sehingga di mata Umar bin Khattab RA, akhlak Abu Bakar membuat khalifah dituntut berbuat lebih baik setelahnya karena harus mengikuti jejak akhlak Abu Bakar yang sangat mulia. Bahkan Umar dibuat menangis dengan kemuliaan dan kezuhudan Abu Bakar.
Aisyah RA berkata, “Sakit Abu Bakar bermula saat dia mandi pada Senin, Jumada Al-Tsaniyah, saat cuaca sangat dingin. Dia jatuh demam selama 15 hari sampai tidak bisa keluar untuk mengimami sholat berjamaah di masjid. Dalam jangka waktu itu, dia menyuruh Umar menggantikannya. Kian hari demamnya kian parah dan orang-orang pun berdatangan menjenguknya."
"Utsman merupakan orang yang paling banyak menemani Abu Bakar selama dia sakit. Ketika sakitnya semakin parah, Utsman bertanya kepadanya, "Apakah engkau ingin kami panggilkan tabib untukmu? Abu Bakar menjawab, "Tidak perlu kalian lakukan itu. Tabib telah menjengukku, tetapi aku berkuasa atas keinginanku sendiri."
"Kemudian, Abu Bakar berkata, "Wahai Putriku, lihatlah harta yang tersisa sejak aku menjadi khalifah dan berikanlah semuanya kepada khalifah setelahku."
Aisyah berkata, "Ketika kami periksa, yang tersisa hanyalah seorang pelayan dari Habsyi dan seekor unta yang biasa diperah susunya untuk diminum dan bertugas mengangkut air untuk menyirami kebun milik Abu Bakar. Lalu kami menyerahkan semua itu kepada Umar."
"Umar pun menangis dan berkata: Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Abu Bakar. Dia telah membuat susah khalifah setelahnya." Dikutip dari buku 150 Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang ditulis Ahmad Abdul Al Al-Thahthawi.
Dalam riwayat yang lain Aisyah berkata, “Ketika Abu Bakar tengah berjuang menghadapi sakaratul maut, aku pun menghampiri Abu Bakar Al-Shiddiq dan melantunkan syair."
"Tiada artinya harta kekayaan bagi seorang pemuda. Jika sekarat menghampiri dan menyesakkan dada."