Sabtu 20 Jul 2024 15:39 WIB

Siapa Leimena yang Diboikot PBNU dan Apa Kaitannya dengan AJC, NGO Pro Israel?

Leimena mempunyai kontak dengan AJC NGO terafiliasi Israel

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Leimena. Leimena mempunyai kontak dengan AJC NGO terafiliasi Israel
Foto: Dok Istimewa
Leimena. Leimena mempunyai kontak dengan AJC NGO terafiliasi Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Upaya lobi Yahudi untuk melakukan penetrasi terhadap pemahaman hubungan antara Indonesia dan Israel dilakukan dengan berbagai cara.

Salah satunya, melalui dialog lintas agama dan budaya. Salah satu lembaga yang bekerja sama aktif melakukan hal tersebut adalah Leimena Institute (LI). Kerja sama ini secara jelas ditegaskan langsung oleh Ari Gordon, Direktur Muslim Yahudi The America Jewish Committee (AJC), sebuah NGO yang pro terhadap Zionis Israel. Ari Gordon belakangan batal mengisi kuliah umum di Masjid Istiqlal pada Rabu, 17 Juli 2024.

Baca Juga

BACA JUGA: Adidas Coret Bella Hadid dari Iklan Sepatu Usai Dikritik Israel, Netizen Serukan Boikot

Dikutip dari Jewishlink.news, Ari Gordon menjelaskan kegiatan terbaru dalam upaya AJC untuk membangun dan memperluas hubungan Muslim-Yahudi adalah misi kepemimpinan selama 10 hari yang diselenggarakan oleh AJC pada Juli di Indonesia, tempat di mana (sebagaimana dinyatakan dalam siaran pers AJC) AJC telah terlibat selama dua dekade.

Dia mengatakan, sebagai bagian dari keterlibatan jangka panjang ini, AJC telah bekerja sama dengan Leimena Institute (LI), sebuah LSM Indonesia yang memajukan pluralisme untuk menyelenggarakan webinar internasional mengenai topik-topik Yahudi dengan Kementerian Agama Indonesia.

Selama setahun terakhir, kata dia, AJC telah bekerja sama dengan LI untuk mengajarkan kelas “Pengantar Yudaisme” selama tiga jam kepada para pendidik agama di Indonesia, termasuk sesi “Tanya Apa Saja”, sebagai bagian dari program sertifikat Cross Cultural Religious Literacy (CCRL).

“Pada tahun pertamanya saja, pelatihan CCRL telah menjangkau lebih dari 2.400 pendidik agama di 34 provinsi di Indonesia,” kata dia.

Dia menyebutkan, dalam kunjungan kepemimpinan ke Indonesia pada bulan Juli, staf dan anggota dewan AJC bertemu dengan para pejabat pemerintah terkemuka, yang sangat mendorong lebih banyak lagi inisiatif antarmasyarakat.

Mereka juga bertemu dengan para jurnalis, tokoh agama, aktivis masyarakat, akademisi dan pemimpin bisnis, serta mengunjungi beberapa sekolah dan perguruan tinggi agama.

Dalam sebuah program publik di Masjid Istiqlal (masjid terbesar di Asia Tenggara), Rabi Rosen dari AJC berpartisipasi dalam program publik untuk mempromosikan rasa saling menghormati melalui pendidikan, bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Syekh Nasaruddin Umar, dan para pemuka agama lainnya.

Gordon menjelaskan tentang misi di Indonesia. Dia mengatakan perjalanan ini mengungkapkan “Kami telah melangkah lebih jauh dalam membangun hubungan daripada yang kami perkirakan, namun perjalanan kami masih panjang,” tutur dia.

Menanggapi pertanyaan dari The Jewish Link mengenai kurangnya pengakuan resmi terhadap agama Yahudi di Indonesia, dia menyatakan negara ini sedang bergumul dengan beberapa masalah yang berkaitan dengan pelestarian demokrasi yang beragam, yang memiliki mayoritas Muslim, namun tidak memiliki karakter Islam secara eksplisit dalam konstitusi. Sebanyak 87 persen warga negara beragama Islam dan menurutnya akan ada perubahan di bidang ini di tahun-tahun mendatang.

Gordon mengatakan...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement