REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Di antara pilar dasar Islam adalah keyakinan adanya kiamat, yang dalam Al-qur'an dan hadis sering disebut dengan Hari Akhir. Penyebutan ini mengisyaratkan bahwa kiamat terkait erat dengan saat-saat terakhir alam semesta dan kehidupan makhluk. Kiamat adalah sebuah fenomena logis dari keberadaan semua yang ada di jagat raya.
Kiamat adalah rahasia Allah Yang Mahakuasa, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Al-qur'an dan sunah pun hanya menginformasikan tanda-tandanya.
Salah satu tanda kiamat semakin dekat waktunya adalah munculnya banyak Dajal yang mengaku nabi, baik pada saat Rasul masih hidup maupun setelah wafat. Dalam satu hadis disebutkan bahwa jumlahnya sekitar 30 orang. Namun Nabi tidak memerincinya satu per satu.
Hari kiamat tidak akan datang sampai muncul banyak dajal sang pembohong, (jumlahnya) sekitar 30 orang dan semuanya mengaku sebagai utusan Allah. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Dalam sejarah tercatat beberapa nama orang yang mengaku dirinya sebagai nabi seperti Musailamah al-Kazzab, hidup pada masa Nabi. Ia masuk Islam tahun 9 H, tapi kemudian murtad. Ia dan bala tentaranya sekitar 40 ribu orang bisa ditaklukkan oleh Abu Bakar.
Kemudian Al-Aswad al-'Ansi, berasal dari Yaman. Ia hidup pada masa Nabi, masuk Islam tapi kemudian murtad. Ia mempimpin gerakan melawan kaum muslimin, tapi akhirnya mati terbunuh.
Sajah binti al-Haris at-Taglibiyyah, seorang wanita penganut Nasrani. Ia pernah menjadi istri Musailamah al-Kazzab. Setelah Musailamah kalah, dia akhirnya masuk Islam dan kembali ke kampungnya di Taglib.
Ţulaihah binti Khuwailid al-Asadi, pernah masuk Islam pada tahun 9 H, bersama kabilah Bani Asad. Ia kemudian murtad dan mengaku nabi. Pada masa Abu Bakar ia dikalahkan oleh Khalid bin Walid dan masuk Islam kembali.
Mukhtar bin Abi 'Ubaid asSaqafi, seorang Syi'ah. Ia hidup pada masa tabi‘in. Ia mengaku mendapat wahyu. Saat perang melawan Mus'ab bin Zubair, ia mati terbunuh.