Kamis 20 Jun 2024 10:52 WIB

Ditantang Tes DNA, Bagaimana Metode Pencatatan Nasab Keturunan Nabi di Indonesia?

Maktab Daimi lembaga otonom untuk memelihara silsilah keturunan Rasulullah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Rabithah Alawiyah menggelar acara halal bi halal menyambut hari raya Idul Fitri 1443 H
Foto:

Ustaz Ahmad mengatakan, menurut catatan yang ada saat ini, keturunan Nabi Muhammad SAW atau para sayyid datang ke Indonesia sejak abad ke-14 masehi. Wali Songo juga menyebarkan Islam di Indonesia sejak abad ke-14 masehi. 

Ia menerangkan, jadi sejak abad ke-14 Masehi sudah banyak para sayyid yang hijrah ke Indonesia. Kemudian, para sayyid secara berangsur datang ke Indonesia, mereka ada yang ke Aceh, Kalimantan, Sulawesi dan daerah-daerah lainnya yang ada di Indonesia. Di antara para sayyid itu, ada yang sekarang dikenal sebagai Wali Songo. 

"Tujuan para sayyid datang ke Indonesia untuk berdakwah melalui perdagangan. Dengan cara berdagang bisa membaur dengan masyarakat, setelah itu berdakwah," ujar Ustaz Ahmad.

Ketua Maktab Daimi Rabithah Alawiyah (Tahun 2017) ini menyampaikan, para sayyid memang banyak yang berasal dari Yaman, setelah itu mereka berhijrah ke India. Kemudian, dari India ada yang hijrah ke Kamboja, Thailand dan Indonesia. 

"Itu yang disebut dari Gujarat, jadi Gujarat adalah wilayah besar di India, mereka itu berasal dari keturunan di Yaman, bukan keturunan orang India," jelasnya.

Ustaz Ahmad menambahkan, di India memang banyak sayyid tapi paling banyak tersebar di wilayah Hyderabad dan Kerala. Di wilayah Hyderabad kurang lebih ada sekitar 38 marga yang bertalian dengan garis keturunan Nabi Muhammad SAW. Di Kerala ada juga 20 marga, sementara di Indonesia ada 68 marga yang bertalian dengan garis keturunan dari Sayyidina Husein cucu Nabi Muhammad SAW.

Ustaz Ahmad juga menjelaskan manfaat dari mengenal nasab. Menurutnya, manfaat untuk kalangan sayyid agar mereka mengetahui asal usul silsilah keluarga mereka. Tujuannya agar dapat mencontoh dan mengikut kepribadian Nabi Muhammad SAW. Jadi, untuk apa kalau nasabnya bagus, tapi perilaku dan akhlaknya tidak sesuai maka akan sangat disayangkan sekali.

"Manfaatnya itu, supaya kita lebih kenal jati diri kita, kita mempunyai keturunan pertalian kepada nabi sehingga kita dapat mengikuti kepribadian, akhlak, sifat beliau yang sangat mulia," ujar Ustaz Ahmad.

Menurutnya, manfaat secara umum, bagi Muslim yang menisbahkan dirinya kepada agama Islam tapi tidak mengikuti ajaran Islam, maka alangkah sangat disayangkan. Bahkan, kalau melakukan hal-hal yang buruk justru akan mencoreng nama baik Islam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement