Rabu 19 Jun 2024 17:26 WIB

Palestina Ragukan Ketulusan AS dalam Mediasi Gencatan Senjata

AS dan Israel berusaha menjadikan pertukaran tawanan fokus utama kesepakatan itu.

Warga Palestina mengumpulkan bantuan pangan jelang libur Idul Adha mendatang di Khan Younis, Jalur Gaza, Sabtu, 15 Juni 2024.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina mengumpulkan bantuan pangan jelang libur Idul Adha mendatang di Khan Younis, Jalur Gaza, Sabtu, 15 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Palestina (PPP) Bassam al-Salhi menyebut keterlibatan Amerika Serikat dalam mediasi gencatan senjata adalah sebuah penipuan besar karena Washington sendiri ikut serta dalam serangan Israel di Jalur Gaza.

"AS terlibat dalam serangan di Jalur Gaza dan perannya sebagai mediator adalah penipuan besar," ujar al-Salhi kepada Anadolu.

Baca Juga

Lebih lanjut, al-Salhi mempertanyakan kejujuran usulan gencatan senjata Gaza yang baru-baru ini diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden, yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh pihak-pihak Palestina.

"Inti dari rancangan tersebut seharusnya adalah gencatan senjata dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza. Semua upaya untuk menghentikan perang itu penting, tetapi Washington bukanlah mediator yang jujur. Washington adalah pihak dalam perang ini," ujarnya.

Al-Salhi mengatakan prioritas gencatan senjata seharusnya adalah menghentikan serangan Israel, yang menunjukkan dalam konteks ini, pertukaran tahanan juga dapat dilakukan. Ia menuduh AS dan Israel berusaha menjadikan pertukaran tawanan-tahanan sebagai fokus utama kesepakatan tersebut.

Menurut dia, menjadikan pertukaran tawanan sebagai fokus dalam kesepakatan gencatan senjata bukan lah jalan yang benar. Al-Salhi mengatakan kepada Anadolu bahwa Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan kelompok-kelompok Palestina lainnya sedang berjuang untuk menghentikan perang genosida Israel di Gaza.

Israel juga disebutnya terus melancarkan perang brutal di Tepi Barat yang diduduki. Menurut dia, serangan Israel di Tepi Barat tidak kalah berbahaya dengan apa yang terjadi di Gaza.

Baca di halaman selanjutnya...

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement