Selasa 21 Oct 2025 07:55 WIB

Menteri Israel Usulkan Jasad Yahya Sinwar Dibakar Saja, Jangan Dikembalikan

Israel menolak mengembalikan jasad Yahya Sinwar.

Yahya Sinwar tengah menyusun strategi dalam Perang Gaza.
Foto: Aljazeera
Yahya Sinwar tengah menyusun strategi dalam Perang Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Menteri Transportasi Israel Miri Regev mengatakan pada Senin (20/10/2025) bahwa dirinya mengusulkan kepada Kabinet Keamanan untuk membakar jenazah mantan pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Jalur Gaza.

Dalam sebuah wawancara dengan situs web Israel, Kol Parama, Regev mengatakan, "Saya mengusulkan kepada Kabinet untuk membakar jenazah Yahya Sinwar, seperti halnya Amerika membakar (pemimpin Al-Qaeda) Osama bin Laden."

Baca Juga

Berlawanan dengan apa yang dikatakan oleh Menteri Israel, jasad bin Laden dibuang ke laut dan tidak dikremasi, setelah dia dibunuh oleh pasukan AS dalam sebuah misi khusus pada 2011 di wilayah Pakistan.

"Mereka tidak mengomentari usulan saya (untuk mengkremasi jasad Sinwar), tapi saya percaya bahwa ada simbol-simbol tertentu yang tidak boleh kita kembalikan," kata Regev dikutip dari Aljazeera.

Pada Oktober 2024, sekitar setahun setelah dimulainya Operasi Badai Al-Aqsa dan perang Israel yang menghancurkan terhadap Jalur Gaza, Sinwar dibunuh di kota Rafah di Jalur Gaza selatan oleh peluru Israel saat bertempur, dan sejak saat itu Israel menyimpan jasadnya dan menolak untuk menyerahkannya sebagai bagian dari perjanjian untuk mengakhiri perang.

Pada 10 Oktober lalu, perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel mulai berlaku, berdasarkan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang selain mengakhiri perang, juga didasarkan pada penarikan tentara Israel secara bertahap, pembebasan tahanan secara timbal balik, dan masuknya bantuan ke Jalur Gaza dengan segera.

Israel tidak berniat membebaskan pemimpin Fatah Marwan Barghouti sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan yang dicapai dengan Hamas pda Rabu (8/10/2025) di Sharm el-Sheikh, Mesir.

Pernyataan ini disampaikan juru bicara pemerintah Israel Shosh Bedrosian, Kamis (10/10/2025). "Saya jamin pada tahap ini dia tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan pembebasan ini," kata dia, dilansir Aljazeera, Jumat (10/10/2025).

Barghouti, yang telah dipenjara selama lebih dari dua dekade, dianggap sebagai salah satu tokoh potensial untuk menyatukan Palestina.

Dia adalah seorang politisi dan pemimpin terkemuka dalam Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah), berpartisipasi dalam intifadah pertama pada 1987, salah satu tokoh paling menonjol dalam intifadah kedua pada tahun 2000.

photo
Pendukung Houthi mengangkat poster pemimpin Hamas Yahya Sinwar saat unjuk rasa anti-Israel di Sanaa, Yaman, Jumat, 18 Oktober 2024. - (AP Photo/Osamah Abdulrahman)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement