Selasa 18 Jun 2024 13:39 WIB

Kisah Yahudi Edit Taurat dan Injil, Tapi Gagal Edit Alquran Malah Jadi Mualaf

Orang Yahudi itu mengisahkan perjalanan hidupnya menjadi mualaf.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Mualaf
Foto:

"Pada kesempatan lain, aku melakukan hal yang sama terhadap Injil. Aku salin tiga lembar darinya dengan tanganku sendiri, mengurangi dan menambahi isinya. Setelah selesai, orang-orang pun membelinya dariku." 

"Kemudian, setelah melakukannya terhadap Injil, aku pun berniat melakukannya terhadap Alquran." 

"Seperti biasa, aku menyalin tiga lembar dari Alquran, lalu mengurangi dan menambahi isinya atau ayat-ayatnya. Setelah itu, aku bawa Alquran itu ke penjual kitab dan kutawarkan kepadanya."

"Akan tetapi, sebelum membelinya, terlebih dahulu dia membuka lembar demi lembar Alquran yang kutawarkan itu, dan dia betul-betul memperhatikan isinya. Setelah sampai kepada lembaran-lembaran yang kutulis, tampaklah kejanggalan di matanya, dan dia paham bahwa pada tiga lembaran itu telah terjadi penambahan dan pengurangan ayat Alquran. Tiba-tiba tanpa pikir panjang, dia lemparkan lembaran Alquran ke wajahku."

"Setelah peristiwa itu, aku menjadi yakin bahwa Alquran adalah kitab suci yang terjaga. Tidak mungkin Alquran dikuasai oleh tangan-tangan jahil. Maka berawal dari sana, aku pun memilih Islam sebagai agama baruku." 

Kisah ini dilansir dari buku 40 Kisah Keagungan Alquran karya Musthafa Muhammadi (Ahwazi) yang diterjemahkan Yusuf Anas diterbitkan Oorina, 2008.

Allah SWT berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

Innā naḥnu nazzalnaż-żikra wa innā lahụ laḥāfiẓụn

 

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Surat Al-Hijr Ayat 9)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement