Selasa 18 Jun 2024 13:39 WIB

Kisah Yahudi Edit Taurat dan Injil, Tapi Gagal Edit Alquran Malah Jadi Mualaf

Orang Yahudi itu mengisahkan perjalanan hidupnya menjadi mualaf.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Mualaf
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika di masa lalu dikisahkan ada seorang Yahudi yang punya keahlian untuk mengurangi dan menambah atau mengedit isi kitab suci. Yahudi tersebut telah mengedit isi kitab Taurat dan Injil. 

Namun saat orang Yahudi itu mencoba mengedit Alquran, ia gagal dan ketahuan hingga akhirnya memeluk Islam. Cerita selengkapnya dikisahkan Yahya bin Aksam.

Baca Juga

Sebelum menjadi khalifah, Al-Makmun mempunyai majelis diskusi. Suatu hari, seorang lelaki Yahudi yang berwajah tampan, beraroma tubuh yang wangi, dan berpakaian rapi memasuki majlis itu. 

Seorang Yahudi itu dengan retorika yang khas berbicara di majelis itu. Setelah acara berakhir dan orang-orang pun satu-persatu meninggalkan majelis, Al-Makmun memanggil orang Yahudi itu.

Al-Makmun berkata, "Pilihlah Islam dan jadilah seorang Muslim, sehingga aku dapat melakukan sesuatu untukmu." Lelaki Yahudi itu menjawab, "Agamaku adalah agama nenek-moyangku, janganlah kau memaksaku untuk meninggalkan agamaku ini." 

Setahun berlalu dari peristiwa di majelis itu, tiba-tiba lelaki Yahudi itu telah memeluk Islam menjadi seorang Muslim. Dia kembali mendatangi majelis Al-Makmun. Orang Yahudi yang telah jadi Muslim itu berbicara tentang masalah-masalah fikih dengan baik sekali. 

Setelah acara, Al-Makmun memanggil dan berkata kepadanya, “Bukankah kamu sahabat kami yang setahun lalu pernah datang kemari dan kami pernah menawarkan Islam kepadamu?" Lelaki Yahudi itu menjawab, “Ya, benar."

Lelaki Yahudi itu mengisahkan kisahnya mengapa bisa memeluk agama Islam.

"Aku adalah seorang ahli menulis indah. Setahun lalu setelah keluar dari majelis ini, aku menyalin tiga lembar dari Kitab Taurat dengan tanganku sendiri. Aku mengurangi dan menambahi isi Kitab Taurat. Setelah itu, aku membawanya ke pasar untuk dijual, dan orang pun membelinya." 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement