Jumat 14 Jun 2024 20:11 WIB

Istimewanya Jalan Khusus Arafah-Muzdalifah yang Dibangun Saudi, Empuk dan Ramah Lingkungan

Jalan itu dibuat dari ban truk bekas daur ulang yang dicampur aspal dan bahan lainnya

Pemerintah Arab Saudi menyediakan jalur pejalan kaki dengan lapisan jalan peredam panas di sepanjang Mina, Arafah, dan Muzdalifah pada musim haji 2023.
Foto: Saudi Gazette
Pemerintah Arab Saudi menyediakan jalur pejalan kaki dengan lapisan jalan peredam panas di sepanjang Mina, Arafah, dan Muzdalifah pada musim haji 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah menyiapkan ruas jalan khusus berbahan aspal dan karet fleksibel di Arafah, Makkah,  untuk meningkatkan kenyamanan jamaah pada musim haji 1445 H/2024.

Deputi Menteri Transportasi Arab Saudi Tareq bin Ziyad Al Shami saat ditemui di Arafah, Makkah, Kamis (13/6), mengatakan ruas jalan yang menghubungkan Arafah dan Muzdalifah tersebut memiliki panjang 1.000 meter dan lebar 15 meter."Kami menyiapkan lantai yang sangat fleksibel di mana anda dapat berjalan kaki tanpa merasa sakit pada lutut anda," kata Tareq.

Baca Juga

Menurut Tareq, inovasi tersebut semata-mata untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan jamaah, khususnya para lanjut usia saat berjalan kaki dalam rangkaian ibadah Haji.

photo
Jamaah haji Indonesia akan melaksanakan wukuf pada 10 Agustus atau 9 Dzulhijjah di Arafah. Setelah wukuf, jamaah akan mabit ke Muzdalifah dengan berjalan kaki. Tampak jalur pejalan kaki yang akan dilewati jamaah haji menuju Muzdalifah, Senin (5/8) sore. - (Republika/Syahruddin El-Fikri)

"Karena ketika memperhatikan orang-orang lanjut usia, saat mereka berjalan mereka mengalami sakit punggung dan lutut. Jadi kami ingin membuat dengan sesuatu yang memudahkan mereka berjalan," ujar dia.

Dia mengatakan selain menggunakan campuran aspal dan karet, ruas jalan itu juga dilapisi cat pendingin berwarna abu-abu sehingga suhu pada ruas jalan tersebut turun mencapai 13 sampai 15 derajat Celcius dari sebelumnya.

"Kalau mau lihat area hitam di sana, area hitam itu biasa saja tanpa cat, suhunya sekitar 80 derajat. Sedangkan di sini 13 sampai 15 derajat lebih rendah," kata dia saat membandingkan.

Dia menjelaskan bahan karet tersebut berasal dari 9.000 ban truk bekas yang didaur ulang kemudian dicampur dengan aspal, agregat, dan bitumen sehingga membuat ruas jalan itu terasa empuk dan ramah lingkungan.

"Sangat mudah dicuci, dan yang paling penting adalah anda bisa berjalan dan tidak merasakan tekanan pada lutut," ucap dia.

Kementerian Transportasi dan Logistik memastikan terus melalukan peningkatan kualitas jalan, termasuk menguji tingkat keretakannya dan berencana mengembangkan untuk kawasan Mina.

"Ini tahun pertama. Kami akan terus meningkatkan dan memperluas. Kami akan berusaha sekuat tenaga, semoga ke Mina juga," kata Tareq.

Jamaah haji Indonesia datang bergelombang...

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement