Selasa 11 Jun 2024 15:57 WIB

Kisah Sahabat Nabi yang Gemar Bercanda

Sahabat Nabi ini bercanda dengan cara menjual teman sendiri.

Sahabat Nabi (ilustrasi)
Foto:

Ternyata, diam-diam Nu’aiman pergi ke pasar. Tujuannya bukan mencari Abu Bakar, melainkan sekumpulan pedagang yang biasa membeli budak.

Kepada mereka, ia langsung berkata, “Wahai Saudara-saudara, aku hendak menjual hamba. Harga normalnya 300 dirham, tetapi aku sangat butuh uang berapa pun saat ini. Kulepas untuk kalian hanya dengan 20 dirham!”

Tentu saja mereka menyanggupi. “Ini 20 dirham!” kata seorang dari mereka sembari menyalami tangan sahabat Nabi SAW ini, “Sekarang, di mana hamba ('abd) kau jual itu?”

“Ia ada di dekat oasis sana, memakai pakaian begini dan begitu. Namun, harap kalian perhatikan! Ia sungguh aneh meski bisa diandalkan untuk bekerja. Hamba itu sering mengaku kalau dirinya adalah orang merdeka,” jelas Nu’aiman.

Maka bergegaslah orang-orang ini ke tempat yang dimaksud. Begitu melihat Suwaibith, mereka langsung menyergapnya.

Sontak saja, Suwaibith terkejut dan menghardik mereka. Namun, para pedagang ini tidak kalah kerasnya. “Kami sudah tahu tabiatmu! Tidak usah kau mengelak seperti orang merdeka,” katanya.

Sementara Suwaibith dalam keadaan terikat dibawa ke pasar, Nu’aiman keluar dari persembunyiannya. Barulah sesudah itu, Abu Bakar kembali ke oasis itu.

“Di mana Suwaibith?” tanya Abu Bakar.

Nu’aiman menceritakan duduk perkara apa adanya. Kaget, sahabat berjulukan ash-shiddiq ini bergegas ke pasar lagi untuk membeli Suwaibith dari para pedagang itu.

Dari Syam, rombongan ini pulang ke Madinah. Begitu sampai, Abu Bakar menyampaikan kepada Rasulullah SAW ihwal “teman menjual teman lainnya” itu.

Nabi SAW tertawa hingga gigi geraham beliau tampak. Nu’aiman bin Amr, secara teknis, tidak berbohong dalam candanya itu. Sebab, ia menyebut Suwaibith sebagai "hamba" ('abd). Yang dia maksudkan adalah 'abdullah (hamba Allah) walaupun orang di pasar yang disambanginya mengira, 'abd itu adalah hamba sahaya alias budak.

Walaupun telah lewat masa setahun, Rasul SAW acap kali menyampaikan kisah lucu itu kepada para tamunya sebagai selingan.

“Nu’aiman akan masuk surga sambil tertawa karena ia sering membuatku tertawa,” ucap beliau suatu kali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement