REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Salah satu penyakit yang sering menyerang jamaah haji Indonesia, khususnya jamaah lansia adalah demensia. Menurut Dokter Spesialis Kejiwaan yang bertugas di KKHI Madinah, dokter Riska Afrina, Sp.KJ. ada gejala awal jamaah haji terserang demensia yang bisa dikenali.
Menurut dokter Riska Afrina, Sp.KJ. yang bertugas di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, contoh gejala demensia dapat terlihat dari perilaku jamaah yang berubah dan disorientasi gangguan memori. “Bisa marah-marah, gelisah, emosi, sulit mengenal orang. Itu bisa muncul karena dehidrasi dan lelah,” kata dokter Riska.
Dokter Risna mengatakan, ada beberapa jamaah yang mengalami demensia sejak di pesawat. Demensia, kata dia, bisa terjadi pada jamaah lansia, terutama yang berusia 80 tahun dan tidak memiliki pendamping saat ke Tanah Suci.
“Ini kan perjalanan yang cukup besar, butuh persiapan, bisa jadi persiapan lansia ini persiapannya kurang sampai ke Tanah Suci berat,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, yang belum pernah naik pesawat. Duduk di pesawat ruangan sempit, dalam waktu lama, dengan orang-orang yang tidak dikenal. "Mungkin tidak makan minum, tidak ke kamar mandi, tidak bercerita," kata dokter Risna.
Menurut dia, hal ini mungkin mudah bagi jamaah lain, tetapi bagi lansia, situasi ini amatlah sulit. “Mereka lansia kan berbeda, kita mungkin fleksibel, mereka adaptasi menurun, kemampuan menyelesaikan masalah menurun, jadi hal ini jadi hal besar,” ucap dokter Risna.
Berdasarkan data KKHI, dokter Risna mengungkapkan kasus demensia pada 2024 tidak sebanyak tahun lalu. Jamaah haji yang menjalani perawatan di KKHI, kata dia, hanya sekitar 20 orang. "(Jamaah) pulang setelah tiga hingga empat hari perawatan," imbuh dr Risna. Guna mencegah jamaah lansia terserang demensia, dokter Risna mengimbau jamaah lain yang satu rombongan dengan jamaah lansia sebaiknya sering-sering mengajak mereka berinteraksi.