Kamis 04 Apr 2024 09:16 WIB

Diam-Diam Yahudi Israel Siapkan Relawan Khusus Ritual Sapi Merah Saat Gaza Digempur 

Ritual penyembelihan sapi merah adalah klaim teologis Yahudi

Rep: Umar Mukhtar, Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Orang Yahudi menonton sapi merah yang ditempatkan di Shilo, sebuah permukiman ilegal Israel di dekat kota Nablus, Palestina.
Foto:

Menurut klaim Yahudi, segera setelah sapi itu muncul, waktu yang disebut “Juruselamat/sang Mesiah” akan tiba.

Sapi merah dalam bahasa Ibrani “Bara Aduma” adalah sapi yang ditunggu-tunggu oleh umat Yahudi untuk merobohkan Masjid Al Aqsa dan membangun Kuil Ketiga.

Kepala Rabi Israel melarang umat Yahudi memasuki Masjid Al Aqsa sebelum menyucikan diri menggunakan abu dari sapi merah. Itulah sebabnya umat Yahudi menunggu-nunggu kelahiran sapi merah untuk bisa masuk ke dalam Masjid Al Aqsa. 

Namun, sapi merah yang mereka tunggu-tunggu harus lahir dalam keadaan yang bebas dari kecacatan, tidak memiliki aib, dan hal-hal yang buruk. 

Juru bicara Kegubernuran Yerusalem, Marouf Al-Rifai mengatakan, hingga saat ini belum dapat dipastikan bahwa sapi-sapi tersebut sah secara hukum untuk mulai digunakan dalam langkah-langkah praktis, dan pemantauan masih terus dilakukan.

Dia menyampaikan bahwa “kemerahan” pada sapi-sapi tersebut lebih baik dibandingkan setahun yang lalu, dan tampaknya alasannya adalah karena guncangan yang dialami sapi-sapi tersebut selama transportasi udara ke Israel, selain itu terhadap perbedaan kondisi iklim antara Amerika dan Israel.

“Sapi-sapi ini berganti bulu setiap enam bulan sekali, yang berarti ada peluang tambahan bagi mereka untuk kembali ditumbuhi bulu merah. Ini juga berarti perlunya diskusi dan tindak lanjut setidaknya selama 12 bulan, sebelum beralih ke tahapan dan prosedur praktis," jelas dia. 

Al-Rifai menambahkan, proyek “Pencarian Sapi Merah” dipimpin oleh dua organisasi sayap kanan ekstremis. Pertama, Organisasi Boneh Israel, yang mencakup kelompok Kristen evangelis dan tokoh pemukim sayap kanan ekstremis, yang dipimpin oleh “Tzachi Mamo,” yang juga dikenal karena aktivitas kolonial Yahudinya di lingkungan Palestina di Yerusalem Timur, khususnya di lingkungan Sheikh Jarrah.

Adapun organisasi kedua, menurut Al-Rifai, disebut “Institut Kuil” dan dipimpin oleh Rabi Yisrael Ariel yang rasis, yang merupakan pengikut gerakan ekstremis “Kach”, yang dilarang bahkan menurut hukum Israel. 

 

Rabi Ariel dianggap sebagai salah satu orang yang dekat dengan ekstremis sayap kanan Itamar Ben Gvir, yang menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional di pemerintahan Benjamin Netanyahu

Sumber: shorouknews 

photo
Angka-Angka Menjelang Badai Al-Aqsa - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement