Selasa 26 Mar 2024 11:44 WIB

Sompo Welfare Foundation Gandeng Dompet Dhuafa Peduli Penyandang Disabilitas

Sompo Welfare dan Dompet Dhuafa berikan ABD dan renovasi ruang terapi tuna rungu.

Kerjasama antara Dompet Dhuafa dan Sompo Welfare Foundation dalam Program Peduli Tunarungu Indonesia menjadi langkah penting untuk memberikan dukungan berkelanjutan bagi anak-anak tunarungu di Indonesia.
Foto: Dok. Dompet Dhuafa
Kerjasama antara Dompet Dhuafa dan Sompo Welfare Foundation dalam Program Peduli Tunarungu Indonesia menjadi langkah penting untuk memberikan dukungan berkelanjutan bagi anak-anak tunarungu di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Di tengah kemajuan bangsa, jutaan anak Indonesia berjuang lawan ketulian. Berdasarkan hasil Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) Kementrian Kesehatan Tahun 2013, prevalensi ketulian di Indonesia diperkirakan 4,5 persen (11,5 juta jiwa). Angka tertinggi pada usia 7-18 tahun atau pada anak usia SD, SMP, dan SMA. Data tersebut memantik Dompet Dhuafa melalui Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Jawa Tengah menghadirkan program Peduli Tuna Rungu Indonesia (PTRI) yang hadir sejak 2016 silam.

Berpusat di Purwokerto Kabupaten Banyumas, program PTRI menjangkau penerima manfaat di seluruh Jawa Tengah dan menjadi gerakan kepedulian bagi penyandang disabilitas tunarungu. Program tersebut juga fokus pada advokasi pemenuhan hak-hak, akses bahasa isyarat melalui peer grup (dukungan teman sebaya), parents support grup (perkumpulan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tuli dan pendengaran). Kampanye sebagai dukungan komunitas melalui event, pelatihan, pembinaan kelompok disabilitas hasta karya, bantuan Alat Bantu Dengar (ABD) serta rehabilitasi melalui terapi dan lainnya.

Baca Juga

“Alhamdulillah sejak 2016 bergulir, PTRI memiliki konsistensi dalam menanggapi isu dan persoalan disabilitas di Jawa Tengah. Berkat konsistensi tersebut, kali ini kami mendapatkan perhatian dan dukungan dari Sompo Welfare Foundation (SWF) terhadap adik-adik disabilitas tunarungu. Bantuan alat bantu dengar dan renovasi ruang terapi ini menjadi penguat dan penyemangat PTRI,” ungkap Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah Zaini Tafrikhan, dalam keterangan tertulis, Selasa (26/3/2024).

Bantuan alat bantu dengar (ABD) sebanyak 12 unit kepada 8 anak tuli di provinsi Jawa Tengah, menjadi wujud kepedulian dari Sompo Welfare Foundation melalui Dompet Dhuafa. Bantuan dan layanan yang tepat guna dapat mendukung perkembangan dan menguatkan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, kerjasama antara Dompet Dhuafa dan Sompo Welfare Foundation dalam Program Peduli Tunarungu Indonesia menjadi langkah penting untuk memberikan dukungan berkelanjutan bagi anak-anak tunarungu di Indonesia.

Sompo Welfare Foundation merupakan bagian dari grup asuransi dan keuangan global Sompo Group dan telah melaksanakan berbagai inisiatif yang mencakup bantuan keuangan kepada organisasi non-profit untuk tujuan sosial. Sejak tahun 2010, SWF melaksanakan program International Grant, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan budaya di berbagai negara. 

Melalui dukungan PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo Insurance) yang juga merupakan bagian dari Sompo Group, hibah ini juga diberikan kepada entitas nirlaba di Indonesia, dan telah dilaksanakan setiap tahun sejak 2017. Melalui proses seleksi, tahun ini Dompet Dhuafa terpilih sebagai penerima hibah, guna mendukung advokasi mereka terhadap anak-anak tuli dengan memfasilitasi akses terhadap alat bantu dengar. 

Harapannya dari kerjasama tersebut dapat meningkatan akses terhadap alat bantu dengar dan layanan pendukung lainnya bagi anak-anak tunarungu. Sehingga mereka dapat mengatasi tantangan dan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengasah potensi diri mereka secara penuh. Melalui kesadaran, pemberdayaan, dan kolaborasi antara pihak-pihak terkait, dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua anak-anak Indonesia, termasuk mereka yang memiliki disabilitas pendengaran.

“Alhamdulillah dengan adanya alat bantu dengar dari Sompo Welfare Foundation bisa membantu anak kami dalam mendengar lingkungan sekitar. Alat yang mencapai puluhan jutaan sangat berat untuk kami membelinya. Semoga bantuan ini bisa juga membantu interaksi bagi lingkungannya,” ujar salah satu orang tua, Erli Purwanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement