Rabu 07 Feb 2024 20:11 WIB

Saham Starbucks dan McDonalds Jungkal di Negara-Negara Mayoritas Islam

Gerakan boikot pukul penjualan saham Starbucks dan McDonalds

Rep: Mabruroh, Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Seorang anak bersepeda di dekat gerai Starbucks (ilustrasi).   Gerakan boikot pukul penjualan saham Starbucks dan McDonalds
Foto:

Dikutip dari laman BDS Movement, mengajak seluruh aktivis, organisasi dan institusi di seluruh dunia yang telah mengatakan solidaritasnya untuk menghentikan genosida Israel di tanah Palestina, dengan meningkatkan kampanye boikot dan divestasi.

Menurut BDS, penyebaran boikot terhadap perusahaan Israel dan multinasional yang terlibat dapat menjadi efektif jika dilakukan secara strategis.

Menurut BDS Movement, aksi boikot ini sangat berdampak langsung pada perekonomian Israel. Misalnya saja yang pernah terjadi pada 2014 lalu, akibat gerakan boikot, investasi asing langsung ke Israel turun 46 persen dibandingkan 2013. 

Begitu pula dengan aksi boikot kali ini, BDS Movement berharap, aksi kali ini pun dapat mengakhiri semua keterlibatan negara, perusahaan, dan kelembagaan dengan rezim genosida Israel lebih mendesak dari sebelumnya. 

Berikut ini sembilan dampak nyata perang dan boikot bagi negara Zionis Israel:

  1. Menurut Mizrahi-Tefahot, pemberi pinjaman utama Israel, Pemerintah  Israel kehilangan 2,5 miliar dolar (Rp 39,6 triliun) setiap bulan. 
  2. Menurut Bank Hapoalim, biaya ekonomi akibat konflik akan mencapai 27 miliar shekel atau setara Rp 106 trilliun Bank Sentral Israel mengatakan, perang Israel dengan Hamas di Jalur Gaza menelan biaya sekitar 210 miliar shekel atau 58 miliar dolar AS (setara Rp 897,3 triliun) 
  3. Setengah dari 500 perusahaan teknologi tinggi yang disurvei, melaporkan pembatalan atau penundaan perjanjian investasi. Saham-saham Israel mengalami kinerja terburuk di dunia sejak pertempuran meletus.
  4. Indeks utama di Tel Aviv turun 15 persen dalam dolar, setara dengan hampir 25 miliar dolar AS. 
  5. Akibat perang, Gubernur Bank of Israel Amir Yaron, mengatakan, Israel mengalami defisit 4,2 persen pada  2023 dan proyeksi 6,6 persen pada 2024, namun terdapat risiko besar jika konflik berkepanjangan.  
  6. Anggaran belanja negara berpotensi kembali meningkat 12,84 miliar dollar AS (Rp 199,89 triliun)
  7. Hal ini disertai penurunan pendapatan sebesar 9,36 miliar dollar AS (Rp 145,72 triiliun) 
  8. Naama Zedakihu, pemilik dua restoran di Modi'in, sebuah kota antara Yerusalem dan Tel Aviv, akan memberhentikan 70 karyawannya, karena sepinya restoran. 
  9. Menurut Bank Leumi yang berbasis di Tel Aviv, penurunan pembelian dengan kartu kredit lebih buruk dibandingkan apa yang dialami Israel pada puncak pandemi Covid-19 pada 2020.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement