Sabtu 03 Feb 2024 16:15 WIB

Majelis Hukama Muslimin Peringati Hari Persaudaraan Manusia Bersama Penyandang Disabilitas

Majelis Hukama Ingatkan pentingnya bahasa kemanusiaan

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Majelis Hukama Muslimin (MHM) kantor cabang Indonesia menggelar peringatan Hari Persaudaraan Manusia Sedunia bersama Kawan Disablitas di Jakarta, Sabtu (3/1/2024).
Foto: Republika/Muhyiddin
Majelis Hukama Muslimin (MHM) kantor cabang Indonesia menggelar peringatan Hari Persaudaraan Manusia Sedunia bersama Kawan Disablitas di Jakarta, Sabtu (3/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Hukama Muslimin (MHM) kantor cabang Indonesia menggelar peringatan Hari Persaudaraan Manusia Sedunia bersama Kawan Penyandang Disablitas di Jakarta, Sabtu (3/1/2024). 

 

Baca Juga

Anggota Komite Eksekutif MHM pusat, TGB M Zainul Majdi, mengingatkan akan pentingnya penggunaan bahasa kemanusiaan.

Dalam menyelenggarakan acara ini, MHM cabang Indonesia menggandeng Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) dan diikuti 150 kawan penyandang disabilitas. Acara ini juga dihadiri Direktur MHM kantor cabang Indonesia Muchlis M Hanafi, Komite Nasional Disabilitas Fatimah Hasri Mutmainah, dan perwakilan Baznas. 

TGB, panggilan akrabnya, menjelaslan, peringatan hari persaudaraan bersama kawan disabelitas sebagai bentuk penggunaan bahasa kemanusiaan dalam merangkul dan menghormati keberadaan mereka. Menurut dia, penggunaan bahasa kemanusiaan sangat penting.

"Urusan kemanusiaan bicaralah dengan bahasa kemanusiaan, jangan dengan bahasa kelompok. Kalau sudah berangkat dari kelompok, tidak akan sampai pada esensi kemanusiaan. Sebab yang dicari adalah perbedaan," ujar TGB di Jakarta, Sabtu (3/2/2024).

"Kalau berangkat dari bahasa kelompok, sulit memahami esensi kemanusiaan. Tapi kalau dengan bahasa kemanusiaan, pedihnya manusia di mapaun berada menjadi kesedihan kita," ucap dia.

TGB menuturkan, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan misi MHM yang sangat konsern menjangkau kelompok yang selama ini cenderung terabaikan, termarginalkan, dan menjadi korban konflik. 

Ada tiga kelompok. Pertama, kaum pengungsi yang jumlahnya jutaan. Kedua, kaum minoritas, baik agama, budaya, dan lainnya yang sering menerima perlakuan tidak manusiawi. 

"Ketiga, penyandang disabilitas yang masih suka dianggap senagai hambatan dalam proses pembangunan, bukan aset," kata TGB.

"MHM ingin mengingatkan bahwa disabilitas adalah bagian tak terpisahkan dari komunitas kemanusiaan," jelas dia.

Ke depan, tambah dia, MHM kantor cabang Indonesia akan menjalin kerja sama dengan komunitas penyandang disabilitas di Indonesia untuk membuat program bersama agar mereka bisa lebih berdaya.

Inisiatif MHM cabang Indonesia...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement