Jumat 02 Feb 2024 16:01 WIB

Kisah Mualaf Saat Pertama Kali Pakai Hijab

Mualaf satu ini memahami betul jilbab sebagai penjaga kehormatan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Mualaf Timea Aya Csányi
Foto:

Kali ini usianya sudah hampir 17 tahun. Semua orang tahu bahwa memeluk Islam di Barat adalah seperti melempar domba ke serigala; itu akan menyebabkan berhari-hari dan berbulan-bulan berjuang dan bertengkar dengan keluarga dan teman-teman, pada dasarnya tentang masalah apa pun.

“Tapi insya Allah, Allah akan membalas saat-saat sulit ini dan segera datang kemudahan,” kata Timea.

Selama tahun terakhirnya di SMA, Timea merasa tidak mungkin berjalan dengan hijab. Mustahil. Teman-teman kelasnya sudah mengucilkannya; mereka menyerangnya setiap hari dengan komentar-komentar yang menyakitkan dan tidak bisa meninggalkan satu menit pun tanpa mengolok-oloknya.

Saat Timea pulang ke rumah, cerita berlanjut dengan keluarganya. Timea hanya bisa menemukan kedamaian sejati sambil mendengarkan Alquran sambil berbaring di tempat tidurnya. 

“Jadi, setelah semua ini, sepertinya imanku tidak cukup kuat untuk berjuang demi hijabku; itu terus menyala di dalam,” ucap Timea. 

Namun, ia memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengenakan jilbab. Ketika Timea menghadiri pengajian komunitas Muslim atau mengunjungi masjid, Timea segera memakainya di pintu masuk karena ia merasa terlalu malu untuk masuk ke Rumah Allah tanpa hijab, terutama di depan pria Muslim.

Timea tidak akan pernah lupa ketika seorang pemuda Arab melihatnya di depan masjid sedang mengenakan hijab. Pemuda itu mendatanginya dan menyebutnya munafik dan mengatakan bahwa Timea bukan seorang Muslim sejati jika tidak mengenakan jilbab dengan benar.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement