Kamis 25 Jan 2024 23:56 WIB

Citra Buruk Wajah Islam dan Muslim di Industri Perfilman Bollywood

Sinemas India gambarkan Islam dan Muslim tak proporsional.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera India (Ilustrasi). Sinemas India gambarkan Islam dan Muslim tak proporsional
Foto:

Pada 2014, ketika pemilihan umum India secara historis dimenangkan oleh Partai Nasionalis Hindu Bhartiya Janta (BJP), film-film bernuansa Islamofobia dan superioritas Hindu semakin terang-terangan mengisi layar perfilman, misalnya drama sejarah seperti Padmavat (2018) dan Tanhaji (2020).

Dalam dua tahun terakhir, film seperti The Kashmir Files (2022), yang menggambarkan eksodus umat Hindu dari Jammu dan Kashmir sebelumnya, dan The Kerala Story (2023), yang berkisar pada wanita yang diperdagangkan untuk melayani Daesh, dipromosikan dengan kuat oleh rezim Hindutva saat ini. Tiket film bahkan dinyatakan bebas pajak di negara bagian yang diatur BJP untuk menarik lebih banyak penonton.

Film-film ini melegitimasi dan dehumanisasi Muslim sedemikian rupa sehingga tidak ada pembuat film yang akan ragu lagi ketika membangkitkan sentimen anti-Muslim. Misalnya saja, dua film Bollywood terakhir tahun 2023 adalah Animaland Dunki (dibintangi Shah Rukh Khan).

Saat India semakin dekat dengan pemilihan umum lainnya, Bollywood telah menjadi kendaraan penting untuk menegakkan kiasan anti-Muslim yang diadakan di seluruh negeri. Seorang jurnalis India memperingatkan, bahwa India sedang menuju jalan yang gelap jika terus berlanjut di jalan ini.

"Tampaknya jelas bahwa industri film India berjalan mengikuti jejak Nazi Jerman untuk menentukan, mengendalikan, dan mempengaruhi kelompok penonton tertentu untuk mencapai tujuan politik. Strategi 'kebohongan besar' digunakan untuk mencuci otak massa Hindu untuk meyakinkan mereka agar mengembangkan sikap apatis terhadap umat Islam yang membenci mereka karena semua penyakit negara."

Baca juga: 5 Pilihan Doa Ini Bisa Jadi Munajat kepada Allah SWT Perlancar Rezeki

Memang, dalam iklim politik yang ada, Islamofobia yang merajalela di bioskop Hindi menjadi bahan bakar untuk api yang telah berkobar. Bagi penonton India, film-film itu meninggalkan kesan seolah pria Muslim sebagai sosok hiperseksual sedangkan wanita Muslim sebagai objek seks yang tidak memiliki hak atas tubuh mereka sendiri, seperti pada film Padmavat dan Animal.

Kesan anti-Muslim seperti itu memicu intoleransi di antara mayoritas penduduk, seperti yang terlihat melalui beberapa contoh trolling online dan diskriminasi sosial. 

 

 

Sumber: trtworld  

photo
Infografis India Tutup Masjid Jamia Kashmir Tiap Jumat - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement