REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan pesawat tempur AS menembak jatuh rudal jelajah anti-kapal yang ditembakan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Rudal itu mengarah ke kapal destroyer AS yang beroperasi di Selatan Laut Merah.
Intersepsi udara ini merupakan peristiwa terbaru di Laut Merah di mana Houthi menyerang kapal-kapal internasional dalam operasi solidaritas kepada rakyat Palestina yang sedang dibombardir pasukan Israel di Gaza. Sebelumnya AS dan Inggris juga menggelar serangan udara ke target-target Houthi di Yaman.
Serangan tersebut memicu respon "keras" dari kelompok yang didukung Iran tersebut. Dalam siaran pers yang dirilis di media sosial X, Senin (15/1/2024) Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan dalam insiden terbaru. CENTCOM mengatakan rudal tersebut ditembak jatuh dekat kota pelabuhan Hodeidah, Yaman.
Pada Ahad (14/1/2024) lalu Houthi mengeluh pesawat-pesawat AS terbang dekat ruang udara dan pesisir Yaman. Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam menggambarkan aktivitas pesawat "musuh" itu sebagai pelanggaran terang-terangan kedaulatan nasional Yaman.
Belum dapat dipastikan apakah kedua peristiwa itu merupakan insiden yang sama. CENTCOM belum menanggapi permintaan komentar mengenai detail penembakan rudal Houthi tersebut. Krisis Laut Merah terjadi saat perang Israel di Gaza dikhawatirkan menyebar ke berbagai penjuru kawasan.
Israel mengatakan tujuan utamanya membombardir Gaza adalah untuk menumpas habis Hamas sebagai balasan serangan mendadak 7 Oktober 2023. Sementara itu aktivis pro-Palestina menggelar unjuk rasa di depan gerbang Pangkalan Angkatan Udara Inggris di Siprus. Inggris menggunakan pangkalan itu untuk meluncurkan serangan udara ke Houthi.
"Kami di sini karena kami mengecam keterlibatan Inggris dan menggunakan tanah Siprus untuk agenda mereka mendukung Israel menggelar pembantaian di Gaza," kata Natalia Oliva dari organisasi United for Palestina yang berbasis di Siprus.