REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemimpin gerakan Ansar Allah (Houthi), Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi menyatakan, operasi untuk mendukung Gaza terus berlanjut. Dia pun meminta agar bangsa Arab menekan pemerintahnya untuk menghentikan kejahatan zionis Israel.
"Sebuah negara dengan dua miliar Muslim memiliki kapasitas material dan moral untuk mengambil posisi yang kuat," ujar dia dalam pidato pekanan yang disampaikan pada Kamis, seperti dikutip Republika dari laman Al Mayadeen, Jumat (1/8/2025).
Sayyed al-Houthi menegaskan, bangsa Arab dapat menekan pemerintah mereka dan memobilisasi secara kolektif untuk mengubah lanskap politik. Menurut dia, pasifnya bangsa Arab saat ini berakar dari pembatasan yang diberlakukan negara.
Pemimpin kelompok bersenjata tersebut menekankan, sikap populer bangsa Arab memang dipengaruhi oleh posisi resmi pemerintah mereka. Dia mengatakan, ketidakaktifan bangsa Arab telah memungkinkan kejahatan Israel dan berkontribusi pada skala dan luasnya tirani Zionis.
Ia menunjukkan, sebanyak 22 miliar dolar yang disediakan Washington untuk mendanai agresi terhadap Gaza merupakan dana yang berasal dari triliunan dolar dari negara-negara Arab. Dia menembahkan, beberapa rezim Arab, dengan kedok normalisasi, telah membuka wilayah udara dan bandara mereka untuk melayani zionis Israel.
Sayyed al-Houthi mengingat bagaimana sumber-sumber Barat bahkan membicarakan kerja sama antara Israel dan rezim Arab pada tingkat penyediaan informasi dan intelijen.
Lebih lanjut, ia mengecam posisi Eropa yang kontradiktif. Al Houthi menunjukkan, Inggris mengklaim bermaksud mengakui negara Palestina. Pada saat yang sama, mereka terus menyediakan senjata dan dukungan kepada Israel.