Senin 15 Jan 2024 13:51 WIB

Warga Jerman Turun ke Jalan Tolak Rencana Kelompok Ekstrem Kanan

Saat ini AfD berada di urutan kedua dalam jajak pendapat nasional.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Para petani dengan traktor mereka memblokir jalan selama unjuk rasa petani sebagai bagian dari pemogokan petani nasional di Ellwangen, Jerman, (10/1/2024).
Foto: EPA-EFE/RONALD WITTEK
Para petani dengan traktor mereka memblokir jalan selama unjuk rasa petani sebagai bagian dari pemogokan petani nasional di Ellwangen, Jerman, (10/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ribuan warga Jerman turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang gerakan sayap kanan. Kanselir Jerman Olaf Scholz dan menteri luar negerinya Annalena Baerbock turut hadir dalam unjuk rasa tersebut.

Aksi ini digelar menyusul laporan ekstremis sayap kanan menggelar rapat untuk membahas upaya mendeportasi jutaan imigran, termasuk warga negara Jerman, bila mereka berkuasa. Unjuk rasa ini digelar di Postdam, di pinggir Berlin, dan di Gerbang Brandenburg di Berlin.

Baca Juga

Sebelumnya, unjuk rasa serupa juga digelar di barat Kota Duisburg pada Sabtu (13/1/2024). Scholz dan Baerbock berpartisipasi dalam aksi di Potsdam di parlemen Jerman. Pada Ahad (14/1/2024) kepada kantor berita Jerman, DPA, Baerbock mengatakan ia hadir sebagai salah satu dari ribuan orang "yang turut membela demokrasi dan melawan fasisme baru dan lama."

Pekan lalu, media Jerman, Correctiv melaporkan tokoh-tokoh ekstrem kanan dari Identitarian Movement dan partai Alternative for Germany (AfD) menggelar rapat bulan November lalu. Tokoh Identitarian Movement, warga negara Austria Martin Sellner ,memaparkan visi "remigrasi" untuk deportasi.

"Rencana ini mengingatkan kita pada babak paling gelap dalam sejarah Jerman," kata Walikota Postdam Mike Schubert. AfD berusaha menjaga jarak dengan pertemuan itu dengan mengatakan tidak memiliki hubungan organisasional dan finansial dengan kegiatan itu.

Kehadiran anggotanya sepenuhnya dalam kapasitas personal. AfD juga mengatakan mereka tidak bertanggung jawab apa yang didiskusikan dalam pertemuan itu.

Masalah ini mendorong seruan agar Jerman mempertimbangkan untuk melarang AfD, yang semakin ke kanan sejak didirikan pada tahun 2013. Banyak yang menolak ide tersebut, dengan alasan prosesnya akan lama, keberhasilannya sangat tidak pasti dan dapat menguntungkan partai tersebut dengan memungkinkannya untuk menggambarkan dirinya sebagai korban.

Saat ini AfD berada di urutan kedua dalam jajak pendapat nasional, di belakang oposisi tengah-kanan dan di depan partai-partai dalam koalisi kiri-tengah Scholz yang tidak populer. Jerman akan mengikuti pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Juni dan kemudian pemilihan negara bagian pada bulan September di tiga wilayah timur di mana AfD sangat kuat. Wilayah-wilayah tersebut termasuk Brandenburg, di mana Potsdam berada. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement