Selasa 18 Feb 2020 11:33 WIB

Ekstremis Kanan Ditangkap, Muslim Jerman Minta Perlindungan

Muslim Jerman meminta polisi memberi keamanan lebih di masjid-masjid.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Ekstremis Kanan Ditangkap, Muslim Jerman Minta Perlindungan. Muslim Jerman (ilustrasi)
Foto: weaselzippers.us
Ekstremis Kanan Ditangkap, Muslim Jerman Minta Perlindungan. Muslim Jerman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ketua Dewan Pusat Muslim di Jerman, Aiman ​​Mazyek, mengatakan rencana serangan terhadap sejumlah masjid oleh anggota sayap kanan ekstrem sangat mengkhawatirkan. Dia meminta keamanan lebih di masjid-masjid di negara itu.

“Tanpa perlindungan negara, situasinya semakin berbahaya. Apa yang ditunggu oleh otoritas keamanan?" ujar Mayzek, dilansir di Guardian, Senin (17/2).

Baca Juga

Juru bicara komunitas Muslim Ahmadiyah Mohammad Dawood Majoka, juga meminta peningkatan perhatian oleh polisi. Juru bicara Ditib, organisasi pelindung untuk sejumlah besar masjid di Jerman, Zekeriya Altug mengatakan penangkapan itu menyoroti seriusnya situasi ini.

Media Berlin Taz mengatakan, para penyelidik menduga kasus ini ada hubungan antara diduga seorang pemimpin kelompok Werner S (53 tahun) dan partai populis kanan Alternative für Deutschland (AfD), setelah menemukan alamat emailnya di daftar kontak AfD. Tetapi seorang juru bicara AfD mengatakan kepada surat kabar itu tidak pernah ada kesempatan dimana mereka berhubungan dengan Werner S. Mereka juga menyatakan tidak memiliki koneksi dengannya. Dia juga berteman di Facebook dengan fungsionaris AfD dari Saxony-Anhalt.

Sebelumnya 12 pria ditangkap setelah penggerebekan polisi pada Jumat (14/2) telah merencanakan serangan menggunakan senjata semi-otomatis pada jamaah saat shalat di 10 negara bagian Jerman. Mereka terinspirasi peristiwa penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru.

Penyelidik telah mengikuti para pria selama berbulan-bulan, memantau percakapan dan aktivitas online mereka, setelah mencurigai mereka membentuk kelompok teror. Mereka menguping pada pertemuan di Rhine-Westphalia Utara awal bulan ini di mana Werner S menguraikan rencana konkret kelompok pasukan komando untuk menyerang Muslim di komunitas kecil di seluruh negeri.

Dua dari pria itu terpilih untuk mendapatkan senjata. Semua anggota diharapkan berkontribusi dana sebanyak 50 ribu euro untuk membiayai operasi.

Kata pihak berwenang serangan itu dimaksudkan untuk memprovokasi serangan balas dendam dan berkembang menjadi perang saudara. Empat dari pria yang ditangkap sebagai tersangka teroris, delapan sebagai kaki tangan, termasuk seorang petugas administrasi polisi. Plot terungkap setelah seorang informan polisi berhasil menyusup ke kelompok itu.

Der Spiegel melaporkan kelompok itu terbentuk pada musim gugur yang lalu, mayoritas dari mereka bertemu di sebuah pabrik penggergajian tua di Baden-Wurttemberg, di mana diskusi berfokus pada persenjataan dan cara mendapatkannya. Werner S, yang dijuluki Teutonico oleh kelompok itu, mencoba merekrut orang-orang yang berpikiran sama yang menurutnya harus cerdas, keras, brutal, dan cepat.

Dia berbicara tentang keinginan membangun pasukan bawah tanah, meniru apa yang disebut Freikorps atau korps bebas. Pasukan itu merupakan unit sukarelawan militer Jerman yang tidak teratur, yang ada sejak abad ke-18 tetapi berada pada posisi paling kuat di awal 1900-an yang berperang atas nama pemerintah.

Penyelidik polisi mengatakan sejauh mana orang-orang itu baru saja berbicara, dan sejauh mana niat mereka mungkin telah terwujud, akan terungkap selama penyelidikan. Di antara yang ditemukan selama penggerebekan adalah pistol dan amunisi 9 mm di rumah Werner S.

Di properti lain mereka menyita granat tangan berbentuk telur, kapak, busur melintang, maces berduri, dan beberapa pisau. Kelompok itu bermaksud memperoleh senjata slam seperti yang digunakan oleh penyerang antisemit di Halle. Dalam diskusi mereka, menurut Spiegel, orang-orang itu menggunakan kata sandi elektro-skuter untuk menggambarkan senjata, dan menyebut amunisi yang menyertainya sebagai baterai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement