Selasa 05 Dec 2023 05:50 WIB

Ini Penyebab Negeri Yaman Diporak-porandakan dan Siapa Paling Diuntungkan? 

Yaman adalah negeri yang sangat memihak kepentingan Palestina

Foto selebaran yang disediakan oleh pusat media Houthi menunjukkan pejuang Houthi menyita kapal kargo Galaxy Leader di Laut Merah lepas pantai Hodeidah, Yaman, (20/11/2023).
Foto:

Konflik yang demikian bisa saja melampaui batas negara Arab dan merembet ke negara-negara Islam (mayoritas berpenduduk Muslim) dan dapat berlangsung bertahun-tahun. "Hal inilah yang menenangkan Zionis Israel dan memunculkan rasa sukacita," ujar Huwaidi.

Contoh lain mengenai perubahan negara-negara Arab yang menguntungkan Zionis Israel adalah kasus Mesir. Menurut Mohammad al-Minsyawi, pakar politik tentang Amerika dan direktur di Lembaga al-Shuruq di Washington, selama puluhan tahun akidah atau doktrin militer Angkatan Bersenjata Mesir adalah “musuh utama mereka adalah Zionis Israel”. Namun, lanjut al-Minsyawi, doktrin tersebut kini sudah tidak banyak dibicarakan lagi di kalangan militer Mesir.

Hal itu bisa terjadi, katanya, seperti dikutip Aljazirah, adalah bentuk dari pengaruh Gedung Putih, dari satu presiden ke presiden lainnya. Pengaruh yang acap kali dibungkus dalam bentuk bantuan militer Washington ke Kairo.

Mesir hingga kini dianggap sebagai salah satu negara paling berpengaruh di Timur Tengah, baik dari segi jumlah penduduk, politik, sosial/agama, maupun militernya. Bahkan, militer Mesir kini merupakan yang paling kuat di antara negara-negara Arab lainnya.

Ada empat rambu yang selalu digariskan AS dalam memberikan bantuan persenjataan/militer ke Mesir, yaitu untuk memerangi teroris, menjaga perbatasan, mengawal serta menjaga keamanan laut, dan terakhir memelihara keamanan Sinai.

Menurut al-Minsyawi, senjata bantuan dari Amerika tidak mungkin digunakan untuk menghadapi lawan yang didukung Gedung Putih. Artinya, peralatan militer AS, termasuk persenjataannya, tidak mungkin digunakan untuk membantu bangsa Palestina menyerang Israel.

Perubahan berikutnya yang juga disambut sukacita Zionis Israel adalah beralihnya peta kekuatan di negara-negara Arab, terutama menyangkut kekuatan ekonomi, militer, dan politik. Pada era 1980-1990-an, kekuatan dibagi banyak negara.

Ada Irak, Suriah, Libya, Mesir, dan Aljazair. Negara-negara Teluk pada saat itu bisa dikatakan hanyalah anak bawang. Kini negara-negara Teluk yang justru menjelma menjadi kekuatan utama Liga Arab, selain Mesir.

Salah satu contoh pengaruh negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi, adalah pembentukan koalisi militer untuk menyerang milisi al-Houthi di Yaman. Dengan pengaruh politik dan ekonominya, Arab Saudi telah menjadikan isu keamanan negaranya menjadi masalah keamanan Teluk dan bahkan Liga Arab.

Mengutip pandangan Fahmi al-Huwaidi, Liga Arab sekarang ini sebenarnya adalah Liga Teluk (Dewan Kerja Sama Teluk/Majelis at Ta’awun li Duali al Khalij al ‘Arabiyah). Pengaruh negara-negara Teluk yang kuat tentu akan menguntungkan Israel.

Baca juga: Penjelasan Alquran Mengapa Bangsa Yahudi Kerap Membuat Kekacauan

 

Sebab, negara-negara yang tergabung dengan Dewan Kerja Sama Teluk selama ini dikenal dekat dengan Barat/AS, sementara Barat adalah pendukung utama eksistensi Zionis Israel.

Semua perubahan di negara-negara Arab itulah yang disambut Zionis Israel dengan sukacita. Sebaliknya, ini menurut saya, kasihan pada nasib bangsa Palestina. Kapan mereka bisa merdeka dan berdaulat di tanah airnya sendiri seperti negara-negara lain di muka bumi? Wallahu a’lam. 

 

*Naskah resonansi Ikhwanul Kiram Masyhuri tayang di Harian Republika 2015. 

photo
Ragam Faksi Militer di Palestina - (Republika)

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement