Senin 04 Dec 2023 14:35 WIB

Gus Baha dan Quraish Shihab Bahas Tafsir Syehkh Nawawi Al Jawi

Prof. Quraish menyebut penafsiran Alquran dalam bahasa Indonesia perlu dirintis.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ani Nursalikah
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Ngaji Bareng dengan tema Meneladani Khazanah Tafsir Al-Quran di Indonesia di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Muzakir, UII, Sleman, Senin (4/12/2023). KH Ahmad Baha
Foto:

Quraish mengatakan Marah diartikan sebagai tempat istirahat. Sedangkan Labid dimaknai menetap.

"Dia merasa berstirahat ketika membaca Alquran, dia menetap disana jadi dia bersahabat dengan Alquran," ujarnya.

Selain itu dirinya juga mengutip penafsiran yang disampaikan pemikir Aljazair Malik Bin Nabi. Quraish mengatakan, menurut Malik, jangan menilai baik buruknya sesuatu dengan mengaitkan pada sosok yang mengucapkannya.

"Nilailah segala sesuatu itu dari idenya buka dari orangnya walaupun itu diucapkan oleh Nabi Muhammad selama ucapan itu bersumber dari pribadi beliau bukan dari Allah SWT," kata Quraish Shihab.

Quraish menuturkan tafsir karya ulama Indonesia cukup banyak. Namun, menurutnya tidak banyak yang komplit 30 Juz.

Selain itu, tidak banyak juga menurutnya tafsiran dalam bahasa Indonesia. Ia berharap penafsiran Alquran dalam bahasa Indonesia perlu dirintis.

"Rintisan ini perlu sekarang," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement