Jumat 13 Dec 2024 19:13 WIB

Muhammadiyah Targetkan Tafsir at-Tanwir Selesai pada 2027

Tafsir at-Tanwir adalah kitab tafsir Alquran yang disusun MTT PP Muhammadiyah.

Rep: mgrol154/ Red: Hasanul Rizqa
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Hamim Ilyas
Foto: muhammadiyah
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Hamim Ilyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Hamim Ilyas, memaparkan berbagai kebijakan utama pihaknya yang ditargetkan sebelum periode kepemimpinan kini berakhir. Di antaranya adalah penyusunan Tafsir at-Tanwir, yakni sebuah kitab tafsir Alquran yang cukup komprehensif.

Bersama dengan pengesahan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT), penulisan Tafsir at-Tanwir adalah program strategis MTT Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Menurut Hamim, ada perkembangan terbaru yang menggembirakan terkait proyek penyusunan kitab tersebut.

Baca Juga

"Saat ini, sudah siap cetak sekitar tiga juz. Sembilan juz lainnya telah selesai penulisan, namun masih dalam tahap editing. Proses penulisan telah mencapai sekitar 20 juz," ujar Dr H Hamim Ilyas dalam sambutannya di pembukaan Konferensi Mufasir Muhammadiyah II di Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (UHAMKA), Jumat (13/12/2024).

Ia mengungkapkan, Konferensi Mufasir Muhammadiyah II ini bertujuan mempertemukan para ahli tafsir Alquran. Mereka diharapkan dapat mengisi "kekosongan" penulisan Tafsir at-Tanwir kini, yakni dari juz 21 hingga jus 24.

Hamim menambahkan, tim MTT PP Muhammadiyah telah menyelesaikan proses perancangan tema hingga 24 juz. Ini bertujuan menyusun tema-tema agar tafsir memiliki pendekatan tahlili maupun maudhui. Alhasil, narasi yang ada menjadi berkesinambungan, tanpa tumpang-tindih antarayat, surah, maupun juz.

“Dengan tema yang telah disiapkan, penulisan diharapkan lebih lancar. Target kami, Tafsir At-Tanwir selesai 30 juz pada 2027, bersamaan dengan Muktamar,” lanjutnya.

Ia menekankan, tafsir ini merupakan produk berjamaah yang melibatkan banyak penulis dari berbagai disiplin ilmu. Karena itu, penyuntingan menjadi proses yang sangat krusial untuk menyeragamkan bahasa dan pendekatan kajian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement